Harga minyak di Asia kembali pulih
Harga minyak di Asia kembali pulih
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini kembali pulih, dipicu proyeksi penurunan data pertumbuhan ekonomi global terbaru.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli menambahkan sen ke USD93,14 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, meningkat 15 sen menjadi USD102,58 pada perdagangan pagi.
Kedua kontrak ditutup hampir USD2 lebih rendah pada Rabu, 29 Mei 2013, setelah Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), terdiri kelompok-kelompok ekonomi industri, memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2013 menjadi 3,1 persen dari 3,4 persen.
"Harga sedikit naik. Apa yang kita lihat adalah perdagangan normal di pasar di mana setiap orang mencoba mengelola risiko mereka," kata Shailaja Nair, direktur editorial untuk Asia pada asosiasi informasi pasar energi Platts, seperti dilansir dari The News International, Kamis (30/5/2013).
Sanjeev Gupta, yang mengepalai minyak Asia-Pasifik dan praktik gas di Ernst and Young mengatakan, bahwa prospek ekonomi yang tidak menentu terus mempengaruhi minyak berjangka.
"Prospek Eropa tetap menjadi kacau seperti perkiraan pertumbuhan sebelumnya, dan China kembali dikupas sedikit," ujarnya.
Dana Moneter Internasional (IMF), kemarin memangkas estimasi pertumbuhan China pada 2013 menjadi sekitar 7,75 persen dari 8,0 persen. Hal ini mengutip pemulihan global yang lesu hingga merugikan ekspor, sebagai andalan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli menambahkan sen ke USD93,14 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, meningkat 15 sen menjadi USD102,58 pada perdagangan pagi.
Kedua kontrak ditutup hampir USD2 lebih rendah pada Rabu, 29 Mei 2013, setelah Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), terdiri kelompok-kelompok ekonomi industri, memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2013 menjadi 3,1 persen dari 3,4 persen.
"Harga sedikit naik. Apa yang kita lihat adalah perdagangan normal di pasar di mana setiap orang mencoba mengelola risiko mereka," kata Shailaja Nair, direktur editorial untuk Asia pada asosiasi informasi pasar energi Platts, seperti dilansir dari The News International, Kamis (30/5/2013).
Sanjeev Gupta, yang mengepalai minyak Asia-Pasifik dan praktik gas di Ernst and Young mengatakan, bahwa prospek ekonomi yang tidak menentu terus mempengaruhi minyak berjangka.
"Prospek Eropa tetap menjadi kacau seperti perkiraan pertumbuhan sebelumnya, dan China kembali dikupas sedikit," ujarnya.
Dana Moneter Internasional (IMF), kemarin memangkas estimasi pertumbuhan China pada 2013 menjadi sekitar 7,75 persen dari 8,0 persen. Hal ini mengutip pemulihan global yang lesu hingga merugikan ekspor, sebagai andalan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
(dmd)
Explore More