Minyak di Asia rendah akibat OPEC pertahankan output
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini lebih rendah, setelah OPEC (organisasi negara pengekspor minyak) mempertahankan output produksi akibat pertumbuhan ekonomi global lemah menyeret permintaan minyak mentah.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 19 sen menjadi USD91,78 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 34 sen menjadi USD100,05.
"Sudah jelas bahwa pengumuman OPEC pada akhir pekan berdampak negatif terhadap harga minyak," kata Jason Hughes, kepala penjualan perdagangan CMC Markets, seperti dilansir dari Inquirer, Senin (3/6/2013).
"Keputusan OPEC memiliki downside lebih besar terhadap Brent daripada WTI di AS, karena di sana kekenyangan pasokan," tambahnya.
OPEC, yang memompa sekitar 35 persen dari pasokan minyak dunia, akhir pekan kemarin mengatakan, akan meninggalkan pagu produksi pada 30 juta barel per hari (mbpd) yang telah berdiri sejak akhir 2011, meskipun produksi aktual melampaui target.
Kartel yang terdiri dari negara Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah itu menyadari, bahwa pemotongan produksi bisa menaikkan harga minyak dan meningkatkan pendapatan mereka - tetapi ini juga bisa melukai pemulihan global yang rapuh.
OPEC mengatakan, prospek pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak tertutup dampak gabungan tekanan inflasi China, krisis berkepanjangan zona euro dan ketidakpastian kebijakan ekonomi AS.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, turun 19 sen menjadi USD91,78 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 34 sen menjadi USD100,05.
"Sudah jelas bahwa pengumuman OPEC pada akhir pekan berdampak negatif terhadap harga minyak," kata Jason Hughes, kepala penjualan perdagangan CMC Markets, seperti dilansir dari Inquirer, Senin (3/6/2013).
"Keputusan OPEC memiliki downside lebih besar terhadap Brent daripada WTI di AS, karena di sana kekenyangan pasokan," tambahnya.
OPEC, yang memompa sekitar 35 persen dari pasokan minyak dunia, akhir pekan kemarin mengatakan, akan meninggalkan pagu produksi pada 30 juta barel per hari (mbpd) yang telah berdiri sejak akhir 2011, meskipun produksi aktual melampaui target.
Kartel yang terdiri dari negara Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah itu menyadari, bahwa pemotongan produksi bisa menaikkan harga minyak dan meningkatkan pendapatan mereka - tetapi ini juga bisa melukai pemulihan global yang rapuh.
OPEC mengatakan, prospek pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak tertutup dampak gabungan tekanan inflasi China, krisis berkepanjangan zona euro dan ketidakpastian kebijakan ekonomi AS.
(dmd)