Volvo lakukan kesalahan pemasaran di China dan AS
A
A
A
Sindonews.com - Volvo, yang dimiliki China Geely, mengakui telah membuat kesalahan pada penjualan di China dan Amerika Serikat (AS). Namun, mereka membantah berita, bahwa produsen mobil berbasis di Swedia itu akan menarik diri dari pasar AS.
Chief Executive Volvo, Haakan Samuelsson kepada harian Dagens Nyheter menyatakan, target penjualan di China sebanyak 200.000 kendaraan pada 2015 tidak realistis.
"Kami memiliki 150 dealer baru yang tidak tahu apa Volvo dan manajer penjualan tidak berbicara bahasa. Kadang-kadang ketika Anda memulai sesuatu, itu tidak sempurna dan Anda harus membuat perubahan," ujar Samuelsson, seperti dikutip dari Economic Times, Senin (6/3/2013).
Penjualan mobil Volvo di China resmi turun 11 persen menjadi 42.000 kendaraan pada 2012 dari tahun sebelumnya, setelah perusahaan pada awal tahun ini salah menyajikan beberapa angka penjualan.
Ditanya tentang AS, yang merupakan pasar terbesar perusahaan dengan 16 persen dari total penjualan, Samuelsson mengakui mungkin hal tersebut adalah kesalahannya tidak membangun pabrik di sana 15 tahun lalu.
Volume penjualan Volvo di AS telah menurun sehingga produsen mobil berharap membalikkan tren dengan peluncuran dua model baru. Pangsa pasar Volvo Car Group di Amerika tercatat turun menjadi 0,46 persen pada 2012 - dibandingkan dengan 0,53 persen pada 2011 dan 0,47 persen pada 2010 - mendorong auto pers Amerika berspekulasi bahwa merek akan menarik diri dari negara itu.
Perusahaan berayun ke rugi bersih sebesar 530 juta kronor (61 juta euro, USD80,5 juta) pada 2012, setelah meraup keuntungan satu miliar kronor pada 2011.
Chief Executive Volvo, Haakan Samuelsson kepada harian Dagens Nyheter menyatakan, target penjualan di China sebanyak 200.000 kendaraan pada 2015 tidak realistis.
"Kami memiliki 150 dealer baru yang tidak tahu apa Volvo dan manajer penjualan tidak berbicara bahasa. Kadang-kadang ketika Anda memulai sesuatu, itu tidak sempurna dan Anda harus membuat perubahan," ujar Samuelsson, seperti dikutip dari Economic Times, Senin (6/3/2013).
Penjualan mobil Volvo di China resmi turun 11 persen menjadi 42.000 kendaraan pada 2012 dari tahun sebelumnya, setelah perusahaan pada awal tahun ini salah menyajikan beberapa angka penjualan.
Ditanya tentang AS, yang merupakan pasar terbesar perusahaan dengan 16 persen dari total penjualan, Samuelsson mengakui mungkin hal tersebut adalah kesalahannya tidak membangun pabrik di sana 15 tahun lalu.
Volume penjualan Volvo di AS telah menurun sehingga produsen mobil berharap membalikkan tren dengan peluncuran dua model baru. Pangsa pasar Volvo Car Group di Amerika tercatat turun menjadi 0,46 persen pada 2012 - dibandingkan dengan 0,53 persen pada 2011 dan 0,47 persen pada 2010 - mendorong auto pers Amerika berspekulasi bahwa merek akan menarik diri dari negara itu.
Perusahaan berayun ke rugi bersih sebesar 530 juta kronor (61 juta euro, USD80,5 juta) pada 2012, setelah meraup keuntungan satu miliar kronor pada 2011.
(dmd)