Minyak WTI jatuh tergerus data Bank Dunia
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun untuk ketiga kalinya dalam empat hari, karena spekulasi permintaan bahan bakar goyah melebihi kekhawatiran kerusuhan di Timur Tengah.
Perdagangan minyak berjangka di New York tergelincir 0,7 persen, menghapus keuntungan kemarin, setelah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Sebelumnya, Depertamen Energi AS mengumumkan, stok minyak mentah melonjak lebih dari perkiraan. Kondisi ini diperparah unjuk rasa berdarah di Istanbul Taksim Square, Turki, dalam demonstrasi anti-pemerintah. Sementara Libya memangkas produksi minyak akibat terjadi sabotase.
"Tidak banyak analis yang memperkirakan, bahwa kita akan melihat pertumbuhan kuat secara global," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (13/6/2013).
Kontrak utama New York, WTI untuk pengiriman Juli turun sebanyak 64 sen menjadi USD95,24 per barel, dan berada di USD95,44 pada pukul 02.50 waktu Singapura.
Volume berjangka yang diperdagangkan 34 persen di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak sempat naik sebesar 50 sen menjadi USD95,88, sebagai penutupan tertinggi sejak 7 Juni.
Minyak Brent untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari ini, menurun sebanyak 38 sen, atau 0,4 persen ke USD103,11 per barel di ICE Futures Europe exchange, berbasis di London.
Bank Dunia melaporkan, ekonomi global tahun ini diperluas 2,2 persen, turun dari proyeksi Januari lalu, sebesar 2,4 persen. Angka ini juga menurunkan prediksi ekonomi dan produk domestik bruto (PDB) zona euro pada penyusutan 0,6 persen.
Perdagangan minyak berjangka di New York tergelincir 0,7 persen, menghapus keuntungan kemarin, setelah Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Sebelumnya, Depertamen Energi AS mengumumkan, stok minyak mentah melonjak lebih dari perkiraan. Kondisi ini diperparah unjuk rasa berdarah di Istanbul Taksim Square, Turki, dalam demonstrasi anti-pemerintah. Sementara Libya memangkas produksi minyak akibat terjadi sabotase.
"Tidak banyak analis yang memperkirakan, bahwa kita akan melihat pertumbuhan kuat secara global," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (13/6/2013).
Kontrak utama New York, WTI untuk pengiriman Juli turun sebanyak 64 sen menjadi USD95,24 per barel, dan berada di USD95,44 pada pukul 02.50 waktu Singapura.
Volume berjangka yang diperdagangkan 34 persen di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak sempat naik sebesar 50 sen menjadi USD95,88, sebagai penutupan tertinggi sejak 7 Juni.
Minyak Brent untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari ini, menurun sebanyak 38 sen, atau 0,4 persen ke USD103,11 per barel di ICE Futures Europe exchange, berbasis di London.
Bank Dunia melaporkan, ekonomi global tahun ini diperluas 2,2 persen, turun dari proyeksi Januari lalu, sebesar 2,4 persen. Angka ini juga menurunkan prediksi ekonomi dan produk domestik bruto (PDB) zona euro pada penyusutan 0,6 persen.
(dmd)