BI-Rate naik hanya untuk antisipasi harga BBM

Kamis, 13 Juni 2013 - 20:02 WIB
BI-Rate naik hanya untuk...
BI-Rate naik hanya untuk antisipasi harga BBM
A A A
Sindonews.com - Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis point menjadi 6,00 persen dipandang hanya mampu menanggulangi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), bukan menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pengamat Ekonomi, Purbaya Yudhi Sadewa menilai, dari pengalaman sebelumnya, naiknya suku bunga acuan justru tidak membuat nilai tukar rupiah menguat.

"Menaikkan suku bunga acuan tidak akan membuat nilai tukar rupiah menguat. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya jutru melemah," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (13/6/2013).

Benar saja, dari pantauan Sindonews, rupiah hari ini ditutup melemah kendati tidak terlalu signifikan. Pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup pada level 9,866 per USD.

Pelemahan tersebut, lanjut dia, juga akan berdampak pada sektor ekonomi lain seperti pasar modal, dimana harga-harga saham berpotensi melemah akibat pelemahan nilai tukar rupiah itu sendiri.

"Ini juga menyebabkan harga perusahan-perusahaan yang listed (tercatat) di bursa (Bursa Efek Indonesia/BEI) juga ikut melemah," tegasnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan BI ini tepat dilakukan untuk jangka pendek saja, sebagai langkah antisipatif terhadap dampak inflasi yang mungkin timbul dari dinaikkannya harga BBM yang akan ditetapkan dalam waktu dekat ini.

"Kita tidak bisa menyalahkan BI. Tapi kalau alasan dinaikkannya suku bunga untuk menguatkan nilai tukar rupiah itu salah besar, justru malah akan melemah. Tapi kalau dinaikkan suku bunga acuan untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM, itu langkah yang tepat saat ini. Tapi itu kan ada unsur gambling di situ, karena harga BBM-nya belum naik. Naik jadi berapa juga belum tahu," imbuhnya.

Kedepannya, dibutuhkan langkah strategis lain yang lebih efektif dari BI ketimbang hanya menaikkan suku bunga acuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. "Kalau ingin rupiah menguat, BI harus menemukan strategi yang lebih jitu agar nilai tukar rupiah menguat," tukasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6626 seconds (0.1#10.140)