PLN terus pantau tekanan rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun menuturkan, bahwa PLN juga memantau secara serius atas tekanan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang mengancam keberlangsungan perseroan.
Pasalnya, tekanan nilai tukar uang berdampak kepada menurunnya konsumsi listrik dari industri yang menggunakan bahan baku dominan impor dan produksinya dipasarkan di Indonesia, seperti industri peralatan elektronik.
Namun, pihaknya optimis konsumsi listrik diharapkan meningkat dari industri yang produksinya menggunakan bahan baku dominan lokal dan pemasarannya ekspor. "Seperti industri pengolahan ikan, kayu, dan turunannya," katanya di Jakarta, Minggu (16/6/2013).
Karena itu, untuk menjaga keseimbangan perekonomian PLN terus memberi kemudahan bagi calon industri yang menggunakan bahan baku lokal. "Keseimbangan ini diharapkan dapat mengurangi dampak tekanan mata uang asing terhadap rupiah Indonesia, dan dampak dari masih lesunya perekonomian Eropa dan Amerika," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengatakan, perseroan di sektor ketenagalistrikan ini terancam bangkrut jika keadaan rupiah semakin melemah karena utang PLN dihitung menggunakan kurs mata uang negara asing.
"Risiko utang bisa memukul PLN colapse. Misalnya krisis (moneter) terjadi, maka utang PLN menjadi luar biasa," kata dia.
Pasalnya, tekanan nilai tukar uang berdampak kepada menurunnya konsumsi listrik dari industri yang menggunakan bahan baku dominan impor dan produksinya dipasarkan di Indonesia, seperti industri peralatan elektronik.
Namun, pihaknya optimis konsumsi listrik diharapkan meningkat dari industri yang produksinya menggunakan bahan baku dominan lokal dan pemasarannya ekspor. "Seperti industri pengolahan ikan, kayu, dan turunannya," katanya di Jakarta, Minggu (16/6/2013).
Karena itu, untuk menjaga keseimbangan perekonomian PLN terus memberi kemudahan bagi calon industri yang menggunakan bahan baku lokal. "Keseimbangan ini diharapkan dapat mengurangi dampak tekanan mata uang asing terhadap rupiah Indonesia, dan dampak dari masih lesunya perekonomian Eropa dan Amerika," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengatakan, perseroan di sektor ketenagalistrikan ini terancam bangkrut jika keadaan rupiah semakin melemah karena utang PLN dihitung menggunakan kurs mata uang negara asing.
"Risiko utang bisa memukul PLN colapse. Misalnya krisis (moneter) terjadi, maka utang PLN menjadi luar biasa," kata dia.
(izz)