Buruh tuding pemerintah bohong soal cadangan minyak
A
A
A
Sindonews.com - Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) tetap menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan tersebut.
Mereka mengancam akan melakukan mogok nasional pada 16 Agustus saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pidato kenegaraan.
"Yang jelas kita minta kenaikan harga BBM dicabut, ini membuat rakyat kecil seperti kami semakin sengsara," ujar Sekretaris FSPMI Depok, Wido Pratikno, Sabtu (22/6/2013).
Wido menuturkan, kenaikan harga BBM hanya akal-akalan pemerintah membohongi rakyat. Dengan menjual premium Rp4.500 per liter, kata dia, pemerintah sebetulnya sudah untung.
"Cadangan minyak kita besar, ada 9 juta barel per tahun, dan konsumsinya 1,2 juta barel per tahun, berarti masih banyak. Susbsidi pemerintah juga membohongi publik, di mana ongkos produksi minyak hanya Rp1.800 kalau dijual dengan Rp4.500 pun sudah untung banyak, ini jadinya ada calo subsidi, akal-akalan pemerintah," ujarnya.
Wido menambahkan, jika Upah Minimum Kota (UMK) tidak dinaikan 50 persen, maka buruh akan mogok nasional. Selain itu, lanjutnya, buruh juga meminta kenaikan transport sebesar 10-20 persen.
"Karena ini sudah membebankan pekerja, percuma 2013 kemarin UMK naik, enggak ada gunanya. Sembako mahal, bawang putih impor, cabai impor, dulu BBM harganya bisa diturunkan, kenapa sekarang enggak bisa, harus bisa," kata Wido.
Mereka mengancam akan melakukan mogok nasional pada 16 Agustus saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pidato kenegaraan.
"Yang jelas kita minta kenaikan harga BBM dicabut, ini membuat rakyat kecil seperti kami semakin sengsara," ujar Sekretaris FSPMI Depok, Wido Pratikno, Sabtu (22/6/2013).
Wido menuturkan, kenaikan harga BBM hanya akal-akalan pemerintah membohongi rakyat. Dengan menjual premium Rp4.500 per liter, kata dia, pemerintah sebetulnya sudah untung.
"Cadangan minyak kita besar, ada 9 juta barel per tahun, dan konsumsinya 1,2 juta barel per tahun, berarti masih banyak. Susbsidi pemerintah juga membohongi publik, di mana ongkos produksi minyak hanya Rp1.800 kalau dijual dengan Rp4.500 pun sudah untung banyak, ini jadinya ada calo subsidi, akal-akalan pemerintah," ujarnya.
Wido menambahkan, jika Upah Minimum Kota (UMK) tidak dinaikan 50 persen, maka buruh akan mogok nasional. Selain itu, lanjutnya, buruh juga meminta kenaikan transport sebesar 10-20 persen.
"Karena ini sudah membebankan pekerja, percuma 2013 kemarin UMK naik, enggak ada gunanya. Sembako mahal, bawang putih impor, cabai impor, dulu BBM harganya bisa diturunkan, kenapa sekarang enggak bisa, harus bisa," kata Wido.
(izz)