Pengusaha tekstil: Dampak kenaikan BBM lebih parah dari 2008

Senin, 24 Juni 2013 - 10:00 WIB
Pengusaha tekstil: Dampak...
Pengusaha tekstil: Dampak kenaikan BBM lebih parah dari 2008
A A A
Sindonews.com - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudradjat mengatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sekarang menyebabkan dampak yang lebih parah dibandingkan kenaikan BBM pada 2008.

Dia menjelaskan, kondisi tersebut lantaran kenaikan harga BBM tahun ini didahului oleh spkulasi dan ekspektasi berlebihan yang menyebabkan harga-harga merangkak naik terlebih dahulu sebelum harga BBM dinaikkan secara resmi oleh pemerintah.

"Yang sekarang lebih parah karena keputusan kenaikan harga BBM digantung oleh pemerintah. Jadi, harga-harga sudah naik sebelum harga BBM dinaikkan," ujarnya kepada Sindonews, baru-baru ini.

Dia mengkhawatirkan, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun tajam, sehingga lebih fokus membeli makanan dan minuman dibandingkan membeli pakaian. Ini ditambah momentum kenaikan harga BBM dilakukan menjelang puasa dan Lebaran.

"Saya juga khawatir masyarakat lebih memprioritaskan makanan dan minuman daripada membeli pakaian. Apalagi kita lihat ke depannya ada puasa sama Lebaran," katanya.

Namun, Ade berharap dampak kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat terhadap bahan tekstil dan pakaian hanya berlangsung dalam jangka pendek, mengingat pengalaman sebelumnya. Dia mengharapkan, dampak kenaikan BBM ini hanya sekitar sebulan.

"Dari yang saya lihat 2008, itu dampaknya cuma sebulan kalau terhadap tekstil," tandas Ade.

Seperti diketahui, pemerintah pada Jumat (21/6/2013) pukul 22.00 WIB secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik pada malam itu menyatakan bahwa BBM jenis premium naik Rp2.000 menjadi Rp6.500 per liter dan solar naik Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6646 seconds (0.1#10.140)