BBM naik, daya beli masyarakat anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersamaan dengan kenaikan kelas dan menjelang Ramadan, menyebabkan daya beli masyarakat di Bandung menurun.
Tingkat pembelian di pasar tradisional dan pasar modern cenderung turun. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan Arif berharap, pedagang, distributor, serta produsen tidak menaikkan harga kebutuhan pokok masyarakat lebih dari 10 persen.
Ferry merasa khawatir, kenaikan harga komoditas melebihi batas wajar dan akan menurunkan daya beli masyarakat. Keadaan tersebut akan merugikan pedagang. Penurunan daya beli masyarakat pasca kenaikan BBM telah dirasakan sejumlah pedagang pasar tradisional.
Pedagang sayur di Pasar Ancol, Wawan mengaku penjualan sepi karena lonjakan harga sayuran masih tinggi. Salah satunya, cabai tanjung yang mencapai Rp50 ribu per kilogram (kg).
Sementara, harga cabai keriting pada kisaran Rp20 ribu per kg dan tomat Rp6 ribu per kg, serta komoditas lainnya. "Sejak kenaikan BBM, penjualan agak sepi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/6/2013).
Menurut pedagang ayam, Huson, tingginya harga ayam menyebabkan lambatnya penjualan ayam. "Jualan agak lambat habisnya, dalam sehari cuma bisa menjual 30 ekor," katanya.
Tingkat pembelian di pasar tradisional dan pasar modern cenderung turun. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan Arif berharap, pedagang, distributor, serta produsen tidak menaikkan harga kebutuhan pokok masyarakat lebih dari 10 persen.
Ferry merasa khawatir, kenaikan harga komoditas melebihi batas wajar dan akan menurunkan daya beli masyarakat. Keadaan tersebut akan merugikan pedagang. Penurunan daya beli masyarakat pasca kenaikan BBM telah dirasakan sejumlah pedagang pasar tradisional.
Pedagang sayur di Pasar Ancol, Wawan mengaku penjualan sepi karena lonjakan harga sayuran masih tinggi. Salah satunya, cabai tanjung yang mencapai Rp50 ribu per kilogram (kg).
Sementara, harga cabai keriting pada kisaran Rp20 ribu per kg dan tomat Rp6 ribu per kg, serta komoditas lainnya. "Sejak kenaikan BBM, penjualan agak sepi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/6/2013).
Menurut pedagang ayam, Huson, tingginya harga ayam menyebabkan lambatnya penjualan ayam. "Jualan agak lambat habisnya, dalam sehari cuma bisa menjual 30 ekor," katanya.
(izz)