BBM naik, harga elpiji di Depok latah naik
A
A
A
Sindonews.com - Harga gas elpiji isi 12 kilogram (kg) di sejumlah pengecer di Depok sejak seminggu lalu melonjak drastis antara Rp90 ribu sampai Rp95 ribu per tabung. Harga gas elpiji tersebut, jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan PT Pertamina.
Kenaikan harga gas elpiji isi 12 kg itu dikeluhkan ibu rumah tangga. Pasalnya, pemerintah hanya menaikkan harga BBM tapi berdampak pada kenaikan harga gas elpiji.
"Harga BBM yang naik, kok gas elpiji juga ikut-ikutan naik. Kok Pemerintah Kota Depok tidak dapat mengawasi para agen gas yang ikut mempermainkan harga," keluh Dewi,45, warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Selasa (25/6/2013).
Menurut dia, ada permainan agen dan pengecer, sehingga dengan seenaknya menaikkan harga gas elpiji tanpa ada keputusan pemerintah. Dia meminta kepada PT Pertamina agar berani menindak tegas agen gas yang ketahuan menaikkan harga gas.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas Kota Depok, Athar Susanto mengatakan, di Kota Depok ada dua agen besar yang menyalurkan gas elpiji ukuran 3 kg dan 12 kg. Hingga saat ini, tidak ada kenaikan harga gas elpiji terkait naiknya harga BBM bersubsidi. "Bila ada agen atau pengecer yang menaikkan harga elpiji, itu perlu ditindak karena tidak ada putusan pemerintah," ujarnya.
Menurut Athar, harga gas elpiji ukuran 3 kg dari PT Pertamina ke agen sebesar Rp12.750 per tabung dan harga pada tingkat pengecer atau warung antara Rp14.000 sampai Rp15.000 per tabung. Sedangkan gas elpiji ukuran 12 kg pada tingkat agen sebesar Rp71.000 per tabung dan pada tingkat pengecer Rp75.000 per tabung.
Dikatakannya, bila ada pengecer menjual gas elpiji dengan ukuran 12 kg seharga Rp95.000 per tabung, itu harga tidak wajar. "Kami minta kepada konsumen untuk melaporkan perusahaan mana yang menjual harga tinggi itu," jelasnya.
Bila ada agen atau pengecer yang menjual harga gas elpiji jauh lebih tinggi, kemungkinan agennya bukan dari Kota Depok. "Agen dari Jakarta dan Bogor juga menyalurkan gas elpiji ke Kota Depok yang tidak bisa dikontrol Hiswana Migas," kata Atar.
Kenaikan harga gas elpiji isi 12 kg itu dikeluhkan ibu rumah tangga. Pasalnya, pemerintah hanya menaikkan harga BBM tapi berdampak pada kenaikan harga gas elpiji.
"Harga BBM yang naik, kok gas elpiji juga ikut-ikutan naik. Kok Pemerintah Kota Depok tidak dapat mengawasi para agen gas yang ikut mempermainkan harga," keluh Dewi,45, warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Selasa (25/6/2013).
Menurut dia, ada permainan agen dan pengecer, sehingga dengan seenaknya menaikkan harga gas elpiji tanpa ada keputusan pemerintah. Dia meminta kepada PT Pertamina agar berani menindak tegas agen gas yang ketahuan menaikkan harga gas.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas Kota Depok, Athar Susanto mengatakan, di Kota Depok ada dua agen besar yang menyalurkan gas elpiji ukuran 3 kg dan 12 kg. Hingga saat ini, tidak ada kenaikan harga gas elpiji terkait naiknya harga BBM bersubsidi. "Bila ada agen atau pengecer yang menaikkan harga elpiji, itu perlu ditindak karena tidak ada putusan pemerintah," ujarnya.
Menurut Athar, harga gas elpiji ukuran 3 kg dari PT Pertamina ke agen sebesar Rp12.750 per tabung dan harga pada tingkat pengecer atau warung antara Rp14.000 sampai Rp15.000 per tabung. Sedangkan gas elpiji ukuran 12 kg pada tingkat agen sebesar Rp71.000 per tabung dan pada tingkat pengecer Rp75.000 per tabung.
Dikatakannya, bila ada pengecer menjual gas elpiji dengan ukuran 12 kg seharga Rp95.000 per tabung, itu harga tidak wajar. "Kami minta kepada konsumen untuk melaporkan perusahaan mana yang menjual harga tinggi itu," jelasnya.
Bila ada agen atau pengecer yang menjual harga gas elpiji jauh lebih tinggi, kemungkinan agennya bukan dari Kota Depok. "Agen dari Jakarta dan Bogor juga menyalurkan gas elpiji ke Kota Depok yang tidak bisa dikontrol Hiswana Migas," kata Atar.
(gpr)