China kenakan pajak anti-dumping bahan kimia Eropa

Kamis, 27 Juni 2013 - 12:03 WIB
China kenakan pajak...
China kenakan pajak anti-dumping bahan kimia Eropa
A A A
Sindonews.com - China mengumumkan akan memberlakukan pajak anti-dumping pada bahan kimia yang diimpor dari Uni Eropa. Hal ini menjadi babak baru serangkaian sengketa perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia tersebut.

Pemerintah China akan mengutip pajak hingga 36,9 persen untuk toluidine dari Uni Eropa, bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi pewarna, obat-obatan, pestisida dan produk lainnya.

China tahun lalu membuka penyelidikan atas dugaan pembuangan - atau menjual dengan harga di bawah biaya - toluidine dari Eropa. Pajak akan diberlakukan selama lima tahun.

"Produk dalam penyelidikan dan industri toluidine China mengalami cedera material," kata Kementerian Perdagangan China dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (27/6/2013).

Belum ada komentar dari Kantor Uni Eropa di Beijing terkait hal ini. Keputusan itu datang sebagai rangkaian perselisihan China dan Uni Eropa yang mencakup produk panel surya, peralatan telekomunikasi, anggur dan pipa baja.

Komisi Eropa, awal bulan lalu, memberlakukan tarif rata-rata 11,8 persen pada impor panel surya dari China, yang akan meningkat menjadi lebih dari 47 persen pada Agustus, jika negosiasi gagal menyelesaikan sengketa.

China dengan cepat membalas dengan meluncurkan penyelidikan anti-dumping dan anti-subsidi terhadap penjualan anggur Eropa, memicu kekhawatiran sengketa akan meningkat.

Namun, Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Karel De Gucht dalam kunjungannya ke China, pekan lalu, mengatakan, Brussels dan Beijing dapat mencapai kesepakatan panel surya dengan cepat. Dia mengabaikan kekhawatiran perang dagang dengan menyebut, bahwa eskalasi "akan bodoh bagi kedua belah pihak".

Total perdagangan kedua belah pihak turun 3,7 persen year-on-year (yoy) pada 2012. Menurut Kantor Bea Cukai, impor China dari blok tersebut naik 0,4 persen menjadi USD212 miliar, sedangkan ekspor jatuh 6,2 persen menjadi USD334 miliar.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6361 seconds (0.1#10.140)