BI dorong tingkatkan penggunaan uang elektronik
A
A
A
Sindonews.com - Diputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Wijayanti Waluyo mengatakan, BI terus berupaya meningkatkan transaksi penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.
Selain mempercepat transaksi keuangan, e-money juga meminimalisir cost BI mencetak uang kertas dan logam. "Mencetak uang kertas dan logam beserta distribusinya memakan biaya cukup banyak. Selain perlu menjaga uang kertas, kita juga mendorong penggunaan uang elektronik bagi masyarakat," jelas dia, Kamis (27/6/2013).
Menurutnya, uang kertas di Indonesia sangat cepat mengalami kerusakan. Seperti lusuh, sobek, atau kerusakan lainnya. Di Indonesia, usia layak uang kertas hanya sekitar sembilan bulan, jauh dari target BI selama dua tahun.
Setiap tahun, Bank Indonesia mencetak uang kertas sebanyak 6 miliar lembar. Uang tersebut merupakan uang pengganti uang rusak. Saat ini uang kartas yang beredar di masyarakat mencapai Rp336,7 triliun.
"Bank Indonesia terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk menjaga usia layak uang kertas dan logam. Misalnya menyasar segmen madrasah," ujar dia.
Selain mempercepat transaksi keuangan, e-money juga meminimalisir cost BI mencetak uang kertas dan logam. "Mencetak uang kertas dan logam beserta distribusinya memakan biaya cukup banyak. Selain perlu menjaga uang kertas, kita juga mendorong penggunaan uang elektronik bagi masyarakat," jelas dia, Kamis (27/6/2013).
Menurutnya, uang kertas di Indonesia sangat cepat mengalami kerusakan. Seperti lusuh, sobek, atau kerusakan lainnya. Di Indonesia, usia layak uang kertas hanya sekitar sembilan bulan, jauh dari target BI selama dua tahun.
Setiap tahun, Bank Indonesia mencetak uang kertas sebanyak 6 miliar lembar. Uang tersebut merupakan uang pengganti uang rusak. Saat ini uang kartas yang beredar di masyarakat mencapai Rp336,7 triliun.
"Bank Indonesia terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk menjaga usia layak uang kertas dan logam. Misalnya menyasar segmen madrasah," ujar dia.
(izz)