Dana BLSM warga Nganjuk dipangkas Rp100 ribu
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan warga di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) mulai mendapat dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
Pembagian BLSM ini berbeda dengan daerah lainya, di mana jatah BLSM sebesar Rp300 ribu dipotong perangkat desa masing-masing sebesar Rp100 ribu per warga. Perangkat desa beralasan, pemotongan ini sengaja dilakukan untuk diberikan pada warga miskin lain yang tidak mendapat BLSM.
Ratusan warga Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk rela antre untuk mendapat BLSM sebesar Rp300 ribu sebagai kompensasi atas naiknya harga BBM dari pemerintah.
Namun, setelah menerima uang Rp300 ribu dari petugas kantor pos, uang warga ini ternyata langsung dipotong RP100 ribu oleh perangkat desa. "Jadi, warga hanya membawa uang Rp200 ribu, akan diberikan kepada warga miskin lain yang tidak mendapatkan BLSM," kata Jasman, warga setempat, Selasa (2/7/2013).
Samiun Ahmad, perangkat Desa Bajulan yang dikonfirmasi mengakui telah melakukan pemotongan uang BLSM sebesar RP100 ribu dari warga. Pemotongan ini sudah disepakati bersama, sebab masih banyak warga miskin lain di Desa Bajulan yang tidak mendapatkan BLSM.
Dia mengklaim, jumlah warga miskin di Desa Bajulan mencapai lebih dari 2000 orang, namun yang mendapat BLSM dari pemerintah pusat hanya 938 orang. Sehingga uang potongan BLSM ini akan dikumpulkan dan dibagikan lagi kepada warga yang tidak mendapat BLSM.
Tidak hanya di Desa Bajulan, pemotongan uang BLSM juga terjadi di desa-desa lainnya di Kabupaten Nganjuk. Diantaranya di Desa Kwagean, Godean, dan desa Sekaran.
Pembagian BLSM ini berbeda dengan daerah lainya, di mana jatah BLSM sebesar Rp300 ribu dipotong perangkat desa masing-masing sebesar Rp100 ribu per warga. Perangkat desa beralasan, pemotongan ini sengaja dilakukan untuk diberikan pada warga miskin lain yang tidak mendapat BLSM.
Ratusan warga Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk rela antre untuk mendapat BLSM sebesar Rp300 ribu sebagai kompensasi atas naiknya harga BBM dari pemerintah.
Namun, setelah menerima uang Rp300 ribu dari petugas kantor pos, uang warga ini ternyata langsung dipotong RP100 ribu oleh perangkat desa. "Jadi, warga hanya membawa uang Rp200 ribu, akan diberikan kepada warga miskin lain yang tidak mendapatkan BLSM," kata Jasman, warga setempat, Selasa (2/7/2013).
Samiun Ahmad, perangkat Desa Bajulan yang dikonfirmasi mengakui telah melakukan pemotongan uang BLSM sebesar RP100 ribu dari warga. Pemotongan ini sudah disepakati bersama, sebab masih banyak warga miskin lain di Desa Bajulan yang tidak mendapatkan BLSM.
Dia mengklaim, jumlah warga miskin di Desa Bajulan mencapai lebih dari 2000 orang, namun yang mendapat BLSM dari pemerintah pusat hanya 938 orang. Sehingga uang potongan BLSM ini akan dikumpulkan dan dibagikan lagi kepada warga yang tidak mendapat BLSM.
Tidak hanya di Desa Bajulan, pemotongan uang BLSM juga terjadi di desa-desa lainnya di Kabupaten Nganjuk. Diantaranya di Desa Kwagean, Godean, dan desa Sekaran.
(izz)