Harga minyak Asia melonjak di tengah krisis Mesir
Harga minyak Asia melonjak di tengah krisis Mesir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik tajam, di tengah berkembangnya kekhawatiran krisis politik di Mesir. Menurut analis, situasi buruk di sana dapat memengaruhi kawasan Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak mentah dunia.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik USD2,20 pada USD101,80 per barel di perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik USD1,11 menjadi USD 105,11.
WTI melonjak USD1,61, ditutup pada USD99,60 di New York, titik penyelesaian tertinggi sejak Mei 2012. Disusul minyak mentah Brent melonjak USD1 ke USD104,00 di perdagangan AS.
"Ada kekhawatiran nyata dalam pasar minyak tentang situasi di Mesir, dan apakah kerusuhan bisa menyebar ke seluruh Timur Tengah," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir AFP, Rabu (3/7/2013).
"Bukan hanya Mesir, dealer juga mengamati dengan seksama situasi di Libya dan Suriah," tambahnya.
Pasar mengamati situasi di Mesir setelah Presiden Mohamed Morsi menolak protes massa yang menuntut pengunduran dirinya, mengutip fakta bahwa dia telah dipilih secara bebas tahun lalu.
Tentara mengisyaratkan kemungkinan intervensi, setelah bentrokan pecah antara pendukung dan penentang presiden. Sementara beberapa pejabat pemerintah telah mengundurkan diri.
Pedagang takut kerusuhan di Mesir memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez, yang melayani hubungan antara Eropa dan Asia.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, naik USD2,20 pada USD101,80 per barel di perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik USD1,11 menjadi USD 105,11.
WTI melonjak USD1,61, ditutup pada USD99,60 di New York, titik penyelesaian tertinggi sejak Mei 2012. Disusul minyak mentah Brent melonjak USD1 ke USD104,00 di perdagangan AS.
"Ada kekhawatiran nyata dalam pasar minyak tentang situasi di Mesir, dan apakah kerusuhan bisa menyebar ke seluruh Timur Tengah," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets, Sydney, seperti dilansir AFP, Rabu (3/7/2013).
"Bukan hanya Mesir, dealer juga mengamati dengan seksama situasi di Libya dan Suriah," tambahnya.
Pasar mengamati situasi di Mesir setelah Presiden Mohamed Morsi menolak protes massa yang menuntut pengunduran dirinya, mengutip fakta bahwa dia telah dipilih secara bebas tahun lalu.
Tentara mengisyaratkan kemungkinan intervensi, setelah bentrokan pecah antara pendukung dan penentang presiden. Sementara beberapa pejabat pemerintah telah mengundurkan diri.
Pedagang takut kerusuhan di Mesir memukul pengiriman minyak mentah melalui Terusan Suez, yang melayani hubungan antara Eropa dan Asia.
(dmd)
Explore More