Bank BJB dan BRI belum akan naikkan suku bunga
A
A
A
Sindonews.com - Bank Jabar Banten (BJB) maupun Bank Rakyat Indonesia (BRI) belum akan menaikkan suku bunga. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro dan Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Bisnis Mikro BRI, Agus Gatot dalam acara Konferensi Pemberdaya UMKM Nasional 2013.
Sikap ini terkait kepedulian kedua bank tersebut terhadap kondisi yang sedang dialami masyarakat terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berimbas pada ongkos produksi para pengusaha UMKM.
"Kami belum akan menaikkan suku bunga karena kasihan para pengusaha UMKM. BBM naik pasti akan berdampak pada bahan baku, bayar gaji pegawai mereka," tuturnya di Gedung Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Hal serupa juga diucapkan Agus Gatot seusai acara yang dihadiri oleh 300 pemberdaya tersebut. "BRI juga belum akan menaikkan suku bunga. Kami ingin melihat perkembangan dulu," pungkasnya.
Sementara itu, Bien menjelaskan bahwa saat ini, kata dia, semua bank berkeinginan untuk memasuki para UKM karena margin bunga bersih (nett interest margin/NIM) bank menjadi tinggi yang nantinya akan berdampak pada kenaikan laba.
Terbukti dari NIM BJB yang mengalami pertumbuhan menjadi 8,2 pada kuartal pertama tahun 2013. Sebelumnya, NIM BJB pada kuartal akhir tahun 2012 adalah sebesar 6,8.
"Potensi untuk masuk pasar UMKM masih besar karena NIM yang tinggi, laba juga pasti tinggi. Bahkan banyak pihak luar negeri yang juga ingin masuk ke perbankan Indonesia," jelasnya.
Sikap ini terkait kepedulian kedua bank tersebut terhadap kondisi yang sedang dialami masyarakat terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berimbas pada ongkos produksi para pengusaha UMKM.
"Kami belum akan menaikkan suku bunga karena kasihan para pengusaha UMKM. BBM naik pasti akan berdampak pada bahan baku, bayar gaji pegawai mereka," tuturnya di Gedung Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Hal serupa juga diucapkan Agus Gatot seusai acara yang dihadiri oleh 300 pemberdaya tersebut. "BRI juga belum akan menaikkan suku bunga. Kami ingin melihat perkembangan dulu," pungkasnya.
Sementara itu, Bien menjelaskan bahwa saat ini, kata dia, semua bank berkeinginan untuk memasuki para UKM karena margin bunga bersih (nett interest margin/NIM) bank menjadi tinggi yang nantinya akan berdampak pada kenaikan laba.
Terbukti dari NIM BJB yang mengalami pertumbuhan menjadi 8,2 pada kuartal pertama tahun 2013. Sebelumnya, NIM BJB pada kuartal akhir tahun 2012 adalah sebesar 6,8.
"Potensi untuk masuk pasar UMKM masih besar karena NIM yang tinggi, laba juga pasti tinggi. Bahkan banyak pihak luar negeri yang juga ingin masuk ke perbankan Indonesia," jelasnya.
(gpr)