Mitra Bulog Garut berencana uji raskin ke BPOM
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah mitra Bulog Garut yang memasok beras untuk warga miskin (Raskin) berencana melakukan pengecekan kualitas beras mereka ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Langkah tersebut, merupakan reaksi atas perkataan Bupati Garut Agus Hamdani yang menyatakan 2,2 ton raskin di Gudang Bulog Jalan Cimanuk Garut tidak layak konsumsi dalam inspeksi mendadak (Sidak) pada Senin 8 Juli 2013 lalu.
“Rencana ini merupakan langkah saya untuk menguji beras raskin yang dikirim ke Bulog Garut. Saya ingin kejelasan secara ilmiah, apakah beras yang dinilai oleh Bupati Agus Hamdani ini masih layak dikonsumsi atau tidak,” kata seorang mitra Bulog Garut Irwan, Selasa (9/7/2013).
Irwan mengaku, pernyataan Bupati Agus Hamdani yang menilai kualitas beras itu buruk dapat memengaruhi kepercayaan Bulog kepada rekanan atau mitra seperti dirinya. Karena itulah, ia akan melakukan pengecekan terkait kelayakan beras ke BPOM.
“Kita lihat saja nanti hasil tesnya bagaimana. Ini sebagai pelajaran, bahwa semestinya pimpinan itu harus lebih bijak dalam menyikapi masalah. Jangan asal mengeluarkan penilaian tanpa ada pemeriksaan ilmiah. Yang dipertaruhkan dalam hal ini adalah nama baik kami sebagai rekanan,” ucapnya.
Menurut Irwan, beras yang saat itu dianggap Agus berkualitas buruk masih layak dikonsumsi. Sebab, beras tersebut berubah warna menjadi hitam karena faktor debu yang masuk ke dalam karung.
“Beras yang kotor masih bisa dikonsumsi. Untuk masalah kotor, hanya tinggal dicuci. Beras yang kotor ini merupakan beras yang posisinya berada di tumpukan paling bawah. Ditambah suhu cuaca yang lembab. Apalagi, beras-beras ini telah disimpan lama di gudang," jelasnya.
"Kenapa demikian, itu karena beras belum bisa disalurkan, karena desa di Kabupaten Garut masih menunggak pembayaran raskin bulan-bulan sebelumnya. Jadi beras menumpuk lama di gudang. Padahal pada awal-awal sebelumnya, saya memasok beras dalam keadaan yang masih normal,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, raskin berkualitas buruk ditemukan dalam inspeksi mendadak (Sidak) di Gudang Bulog Jalan Cimanuk, Garut. Bupati Garut Agus Hamdani mengatakan, beras yang ditemukan ini tidak layak konsumsi karena warnanya menghitam.
“Beras ini rencananya akan disalurkan ke masyarakat dengan menggunakan tiga unit truk. Tapi karena kualitasnya buruk, saya meminta Bulog untuk menggantinya dengan beras baru,” kata Agus, kemarin.
Tidak hanya telah berubah warna, lanjut Agus, dari hasil pemeriksaan ternyata kadar air dalam beras yang sudah dibungkus karung ini kurang dari 10 persen. Agus menegaskan, beras yang menurutnya tidak layak tersebut telah diminta untuk dikembalikan lagi ke rekanan Bulog yang telah melakukan pengadaan.
Langkah tersebut, merupakan reaksi atas perkataan Bupati Garut Agus Hamdani yang menyatakan 2,2 ton raskin di Gudang Bulog Jalan Cimanuk Garut tidak layak konsumsi dalam inspeksi mendadak (Sidak) pada Senin 8 Juli 2013 lalu.
“Rencana ini merupakan langkah saya untuk menguji beras raskin yang dikirim ke Bulog Garut. Saya ingin kejelasan secara ilmiah, apakah beras yang dinilai oleh Bupati Agus Hamdani ini masih layak dikonsumsi atau tidak,” kata seorang mitra Bulog Garut Irwan, Selasa (9/7/2013).
Irwan mengaku, pernyataan Bupati Agus Hamdani yang menilai kualitas beras itu buruk dapat memengaruhi kepercayaan Bulog kepada rekanan atau mitra seperti dirinya. Karena itulah, ia akan melakukan pengecekan terkait kelayakan beras ke BPOM.
“Kita lihat saja nanti hasil tesnya bagaimana. Ini sebagai pelajaran, bahwa semestinya pimpinan itu harus lebih bijak dalam menyikapi masalah. Jangan asal mengeluarkan penilaian tanpa ada pemeriksaan ilmiah. Yang dipertaruhkan dalam hal ini adalah nama baik kami sebagai rekanan,” ucapnya.
Menurut Irwan, beras yang saat itu dianggap Agus berkualitas buruk masih layak dikonsumsi. Sebab, beras tersebut berubah warna menjadi hitam karena faktor debu yang masuk ke dalam karung.
“Beras yang kotor masih bisa dikonsumsi. Untuk masalah kotor, hanya tinggal dicuci. Beras yang kotor ini merupakan beras yang posisinya berada di tumpukan paling bawah. Ditambah suhu cuaca yang lembab. Apalagi, beras-beras ini telah disimpan lama di gudang," jelasnya.
"Kenapa demikian, itu karena beras belum bisa disalurkan, karena desa di Kabupaten Garut masih menunggak pembayaran raskin bulan-bulan sebelumnya. Jadi beras menumpuk lama di gudang. Padahal pada awal-awal sebelumnya, saya memasok beras dalam keadaan yang masih normal,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, raskin berkualitas buruk ditemukan dalam inspeksi mendadak (Sidak) di Gudang Bulog Jalan Cimanuk, Garut. Bupati Garut Agus Hamdani mengatakan, beras yang ditemukan ini tidak layak konsumsi karena warnanya menghitam.
“Beras ini rencananya akan disalurkan ke masyarakat dengan menggunakan tiga unit truk. Tapi karena kualitasnya buruk, saya meminta Bulog untuk menggantinya dengan beras baru,” kata Agus, kemarin.
Tidak hanya telah berubah warna, lanjut Agus, dari hasil pemeriksaan ternyata kadar air dalam beras yang sudah dibungkus karung ini kurang dari 10 persen. Agus menegaskan, beras yang menurutnya tidak layak tersebut telah diminta untuk dikembalikan lagi ke rekanan Bulog yang telah melakukan pengadaan.
(gpr)