Surplus perdagangan China Juni turun 14%
A
A
A
Sindonews.com - Surplus perdagangan China pada Juni 2013 turun 14,0 persen. Hal ini terjadi karena impor dan ekspor mengalami penurunan, indikasi pelemahan lebih lanjut dari raksasa ekonomi Asia di belakang krisis global.
Kantor Bea Cukai China melaporkan, ekspor turun 3,1 persen menjadi USD174,32 miliar dan impor merosot 0,7 persen menjadi USD147,19 miliar, meninggalkan surplus perdagangan sebesar USD27,13 miliar.
Survei Dow Jones Newswires terhadap 20 ekonom menunjukkan rata-rata memperkirakan kenaikan 3,3 persen dalam ekspor dan peningkatan 5,5 persen dalam impor.
"Saat ini perdagangan luar negeri China sedang menghadapi tantangan serius," kata juru bicara Bea Cukai China, Zheng Yuesheng, seperti dilansir dari AFP, Rabu (10/7/2013).
Menurutnya, permintaan lesu dari luar negeri yang bekepanjangan menjadi penyebab utama, diikuti kenaikan harga ekspor dalam mata uang asing, biaya tenaga kerja dan lingkungan perdagangan yang memburuk akibat sengketa perdagangan.
Alarm juga telah dibunyikan atas kesehatan rebound China dari downtrend yang berkepanjangan karena kondisi perdagangan dan data manufaktur (PMI) yang memburuk tahun ini.
"Perdagangan masih menghadapi situasi yang rumit dan bergejolak di paruh kedua tahun ini, akan banyak kesulitan dan tantangan," kata Zheng.
Meski demikian, surplus perdagangan China untuk enam bulan pertama 2013, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Statistik menunjukkan, naik 58,5 persen menjadi USD107,95 miliar. Ekspor paruh pertama meningkat 10,4 persen menjadi USD1,05 triliun, dan impor meningkat 6,7 persen menjadi USD944,87 miliar.
Sebelumnya, Biro Statistik Nasional China (NBS) mengumumkan, inflasi pada Juni dipercepat menjadi 2,7 persen. Tapi, analis memperingatkan, bahwa permintaan masih lemah dan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mungkin telah melambat.
Kantor Bea Cukai China melaporkan, ekspor turun 3,1 persen menjadi USD174,32 miliar dan impor merosot 0,7 persen menjadi USD147,19 miliar, meninggalkan surplus perdagangan sebesar USD27,13 miliar.
Survei Dow Jones Newswires terhadap 20 ekonom menunjukkan rata-rata memperkirakan kenaikan 3,3 persen dalam ekspor dan peningkatan 5,5 persen dalam impor.
"Saat ini perdagangan luar negeri China sedang menghadapi tantangan serius," kata juru bicara Bea Cukai China, Zheng Yuesheng, seperti dilansir dari AFP, Rabu (10/7/2013).
Menurutnya, permintaan lesu dari luar negeri yang bekepanjangan menjadi penyebab utama, diikuti kenaikan harga ekspor dalam mata uang asing, biaya tenaga kerja dan lingkungan perdagangan yang memburuk akibat sengketa perdagangan.
Alarm juga telah dibunyikan atas kesehatan rebound China dari downtrend yang berkepanjangan karena kondisi perdagangan dan data manufaktur (PMI) yang memburuk tahun ini.
"Perdagangan masih menghadapi situasi yang rumit dan bergejolak di paruh kedua tahun ini, akan banyak kesulitan dan tantangan," kata Zheng.
Meski demikian, surplus perdagangan China untuk enam bulan pertama 2013, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Statistik menunjukkan, naik 58,5 persen menjadi USD107,95 miliar. Ekspor paruh pertama meningkat 10,4 persen menjadi USD1,05 triliun, dan impor meningkat 6,7 persen menjadi USD944,87 miliar.
Sebelumnya, Biro Statistik Nasional China (NBS) mengumumkan, inflasi pada Juni dipercepat menjadi 2,7 persen. Tapi, analis memperingatkan, bahwa permintaan masih lemah dan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mungkin telah melambat.
(dmd)