BI Cirebon siapkan Rp1,5 T
A
A
A
Sindonews.com - Selama Ramadan dan Idul Fitri 2013, Bank Indonesia (BI) Cirebon menyiapkan uang tunai Rp1,5 triliun untuk kebutuhan transaksi masyarakat.
Jumlah tersebut didasarkan realisasi transaksi uang tunai tahun lalu selama periode yang sama di Wilayah Cirebon, yang terdiri dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Deputi Kepala Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Interen Bank Indonesia Cirebon, Aryo Setyoso menyebutkan, berdasar laporan perbankan swasta kepada BI Cirebon, perputaran uang di wilayah Cirebon selama Ramadan-Idul Fitri 2012 mencapai Rp1,4 triliun.
“Mengamati realisasi tahun lalu, maka Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, kami siapkan uang tunai Rp1,5 triliun,” kata dia di Cirebon, Minggu (14/7/2013).
Dia mengakui, muncul kecenderungan penarikan uang dari bank untuk bertransaksi oleh masyarakat ketika Ramadan dan Idul Firi. Namun, lanjut dia, selepas masa Ramadan dan Idul Fitri, uang dari masyarakat kembali terkumpul di bank-bank.
Terkait penukaran tunai tahun ini, pihaknya kembali menyerahkan kepada masing-masing bank yang ada di Cirebon. Kebijakan itu sesuai arahan BI yang diberlakukan serentak di Jawa Barat untuk memudahkan pelayanan penukaran uang tunai.
Saat ini, setidaknya terdapat 11 bank umum dan 34 kantor cabang di wilayah Cirebon yang memiliki kewenangan untuk penukaran uang tunai selama Ramadan dan Idul Fitri 2013.
“Dengan begitu, masyarakat tidak perlu mendatangi kantor BI karena bisa menukar uang di bank terdekat meski bukan nasabah bank tersebut. Bank umum ini yang akan menukarkan uangnya kepada BI,” terang dia.
Sementara itu, seorang warga Plered, Kabupaten Cirebon, Eti, 50, mengapresiasi kebijakan BI yang memberikan kewenangan penukaran uang kepada bank umum karena dinilai praktis.
Menurut dia, jika harus menukar uang di BI atau bank umum tertentu, di mana seseorang harus menjadi nasabahnya akan menciptakan antrean panjang yang melelahkan.
“Dulu saya pernah antre di BI dan antreannya panjang dan bikin capek. Tapi setelah dikeluarkan kebijakan, bisa menarik uang di bank mana saja, sekalipun kita bukan nasabah bank tersebut. Menurut saya jadi lebih praktis. Kita bisa memilih bank mana saja yang sekiranya dekat dan nyaman untuk kita,” tutur perempuan berprofesi pedagang ini.
Jumlah tersebut didasarkan realisasi transaksi uang tunai tahun lalu selama periode yang sama di Wilayah Cirebon, yang terdiri dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Deputi Kepala Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Interen Bank Indonesia Cirebon, Aryo Setyoso menyebutkan, berdasar laporan perbankan swasta kepada BI Cirebon, perputaran uang di wilayah Cirebon selama Ramadan-Idul Fitri 2012 mencapai Rp1,4 triliun.
“Mengamati realisasi tahun lalu, maka Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, kami siapkan uang tunai Rp1,5 triliun,” kata dia di Cirebon, Minggu (14/7/2013).
Dia mengakui, muncul kecenderungan penarikan uang dari bank untuk bertransaksi oleh masyarakat ketika Ramadan dan Idul Firi. Namun, lanjut dia, selepas masa Ramadan dan Idul Fitri, uang dari masyarakat kembali terkumpul di bank-bank.
Terkait penukaran tunai tahun ini, pihaknya kembali menyerahkan kepada masing-masing bank yang ada di Cirebon. Kebijakan itu sesuai arahan BI yang diberlakukan serentak di Jawa Barat untuk memudahkan pelayanan penukaran uang tunai.
Saat ini, setidaknya terdapat 11 bank umum dan 34 kantor cabang di wilayah Cirebon yang memiliki kewenangan untuk penukaran uang tunai selama Ramadan dan Idul Fitri 2013.
“Dengan begitu, masyarakat tidak perlu mendatangi kantor BI karena bisa menukar uang di bank terdekat meski bukan nasabah bank tersebut. Bank umum ini yang akan menukarkan uangnya kepada BI,” terang dia.
Sementara itu, seorang warga Plered, Kabupaten Cirebon, Eti, 50, mengapresiasi kebijakan BI yang memberikan kewenangan penukaran uang kepada bank umum karena dinilai praktis.
Menurut dia, jika harus menukar uang di BI atau bank umum tertentu, di mana seseorang harus menjadi nasabahnya akan menciptakan antrean panjang yang melelahkan.
“Dulu saya pernah antre di BI dan antreannya panjang dan bikin capek. Tapi setelah dikeluarkan kebijakan, bisa menarik uang di bank mana saja, sekalipun kita bukan nasabah bank tersebut. Menurut saya jadi lebih praktis. Kita bisa memilih bank mana saja yang sekiranya dekat dan nyaman untuk kita,” tutur perempuan berprofesi pedagang ini.
(rna)