Pengusaha dukung pemerintah perbanyak smelter

Senin, 15 Juli 2013 - 11:59 WIB
Pengusaha dukung pemerintah...
Pengusaha dukung pemerintah perbanyak smelter
A A A
Sindonews.com - Pengusaha menilai semangat pemerintah untuk memperbanyak industri pengolahan minerba dalam negeri merupakan langkah yang tepat. Terutama, industri smelter yang merupakan industri pioner.

Industri smelter ini diantaranya smelter tembaga atau emas, aluminium, nikel, besi, dan mineral lain. Karena, industri tersebut menghasilkan bahan baku untuk industri hilir dalam negeri.

"Selama ini impor bahan baku untuk kebutuhan industri hilir mencapai 80 persen dari industri hilir yang ada di dalam negeri," ungkap Direktur Utama PT Indosmelt, Natsir Mansyur dalam rilisnya, Senin (15/7/2013).

Pihaknya mendukung kebijakan pemerintah dan mengapresiasi Kementerian Perekonomian, Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian untuk mendorong program hilirisasi minerba. Tentunya melalui pembangunan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri.

Natsir mengatakan, membangun industri smelter sifatnya variatif tergantung jenis mineral logam yang akan diproduksi. Menurutnya, membangun smelter bukan hal sulit dibangun oleh pengusaha nasional asalkan pemerintah bisa "jelas, tegas, dan konsisten" terhadap penerapan aturan yang mendukung pembangunan industri smelter.

"Pemerintah harus jelas, tegas dan konsisten karena industri smelter ini industri pioner dengan investasi besar, berjangka pajang dan teknologi tinggi. Sehingga dibutuhkan kepastian hukum dan adanya insentif lainnya," kata dia.

Indonesia, kata dia, mempunyai cadangan minerba sangat besar, sehingga mulai 4-30 tahun kedepan Indonesia harus menjadi negara penghasil tambang yang diolah dalam negeri untuk "kebutuhan dunia".

Misalnya, tembaga produk akhir katoda, emas untuk cadangan devisa nasional kita dan ekspor. Perbandingan cadangan devisa emas di Bank Indonesia (BI) hanya 90 ton, Amerika 4.000 ton, dan China 3.500 ton.

Sementara, produk aluminium dan nikel serta besi Indonesia berpeluang untuk menyuplai kebutuhan dunia. "Jadi apanya yang sulit bagi Indonesia untuk menbangun smelter," ujarnya.

Dia berharap, pada 2014 bisa menjadi titik kembangkitan Indonesia di bidang industri pengolahan hasil minerba melalui pembangunan smelter agar ekspor tanah air selama 30 tahun ke depan dapat teratasi.

Hal ini bisa sukses jika pemerintah, swasta, dan BUMN saling bersinergi dan memahami betapa pentingnya industri smelter ini dibangun Indonesia, khususnya para pelaku ekonomi nasional.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6402 seconds (0.1#10.140)