IHSG masih dibayangi tekanan jual
A
A
A
Sindonews.com - Pada perdagangan hari kedua pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada support 4.568-4.615 dan resistance 4.655-4.664.
Berpola menyerupai hammer pada middle bollinger bands (MBB). MACD masih naik dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih lanjut rebound menjauhi area oversold.
"Akhir IHSG berada di atas target support kami (4.572-4.605), namun gagal mendekati target resisten (4.650) yang menandakan masih adanya tekanan jual," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (16/7/2013).
Diharapkan, lanjut dia, sentimen positif dari China bisa berimbas ke pasar saham global sehingga IHSG pun masih dapat menikmati imbasnya walaupun di tengah aksi profit taking.
Minilik perdagangan sebelumnya, laju IHSG mulai kembali berseberangan dengan bursa saham Asia. Saat bursa saham Asia berpesta merayakan rilis GDP China yang berhasil melampaui estimasi, IHSG malah letoy terkena aksi jual.
"Sayangnya, positifnya sentimen yang ada tidak serta merta membawa IHSG ikut menghijau," kata Reza.
Selain dipicu posisi teknikal yang terbentuk yang menandakan mulai adanya tekanan jual di tengah masih tingginya daya dorong beli dan pola yang terbentuk hampir sama seperti awal Juli, dimana laju penguatan mulai terbatas, juga dipicu mulai meresponnya efek kenaikan BI rate dan kebijakan BI mengenai LTV perumahan.
Pada pembukaan pasar saham Eropa yang positif sempat tidak mampu membalikkan posisi IHSG ke teritori positif, namun jelang closing justru mampu ditutup positif.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.641,01 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.582,13 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4.633,11.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Berpola menyerupai hammer pada middle bollinger bands (MBB). MACD masih naik dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih lanjut rebound menjauhi area oversold.
"Akhir IHSG berada di atas target support kami (4.572-4.605), namun gagal mendekati target resisten (4.650) yang menandakan masih adanya tekanan jual," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (16/7/2013).
Diharapkan, lanjut dia, sentimen positif dari China bisa berimbas ke pasar saham global sehingga IHSG pun masih dapat menikmati imbasnya walaupun di tengah aksi profit taking.
Minilik perdagangan sebelumnya, laju IHSG mulai kembali berseberangan dengan bursa saham Asia. Saat bursa saham Asia berpesta merayakan rilis GDP China yang berhasil melampaui estimasi, IHSG malah letoy terkena aksi jual.
"Sayangnya, positifnya sentimen yang ada tidak serta merta membawa IHSG ikut menghijau," kata Reza.
Selain dipicu posisi teknikal yang terbentuk yang menandakan mulai adanya tekanan jual di tengah masih tingginya daya dorong beli dan pola yang terbentuk hampir sama seperti awal Juli, dimana laju penguatan mulai terbatas, juga dipicu mulai meresponnya efek kenaikan BI rate dan kebijakan BI mengenai LTV perumahan.
Pada pembukaan pasar saham Eropa yang positif sempat tidak mampu membalikkan posisi IHSG ke teritori positif, namun jelang closing justru mampu ditutup positif.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.641,01 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.582,13 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4.633,11.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
(rna)