Angka kemiskinan masih menumpuk di pedesaan
A
A
A
Sindonews.com - Angka kemiskinan terus menurun seiring dengan petumbuhan ekonomi dan diperkirakan akan mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada kisaran 5-6 persen pad 2014.
"Namun tampaknya masih memerlukan kerja keras untuk mencapai target pada kisaran 8-10 persen pada 2014. Karena ternyata kemiskinan masih menumpuk di pedesaan," kata Manager Proyek Penguatan Tata Kelola Pemerintah Provinsi (PGSP), Mellyana Frederika mengatakan, dalam rilisnya, Senin (22/7/2013).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 17,35 persen dari jumlah penduduk di pedesaan. Sementara, di perkotaan sebesar 10,72 persen.
Sementara, pada 2012 dilaporkan bahwa tingkat kemiskinan pedesaan turun menjadi 14,7 persen dari jumlah penduduk di pedesaan, sedangkan di perkotaan turun menjadi 8,6 persen.
Hasil evaluasi awal pelaksanaan RPJMN periode 2010-2014 ini juga menemukan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi masih berpusat di pulau Jawa dan Sumatera, ternyata muncul kekuatan ekonomi baru (emerging economy) yakni Sulawesi dan Kalimantan.
Pihaknya memprediksi kekuatan-kekuatan baru yang lain akan bermunculan apabila Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) terlaksana sesuai harapan.
Pada 2009, kontribusi Sulawesi terhadap PDB mencapai 4,72 persen, dan pada 2011 naik menjadi 4,87 persen. Kendati mengalami sedikit penurunan, Kalimantan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB, yakni sebesar 8,63 persen pada 2009 dan 8,46 persen pada 2011.
"Namun tampaknya masih memerlukan kerja keras untuk mencapai target pada kisaran 8-10 persen pada 2014. Karena ternyata kemiskinan masih menumpuk di pedesaan," kata Manager Proyek Penguatan Tata Kelola Pemerintah Provinsi (PGSP), Mellyana Frederika mengatakan, dalam rilisnya, Senin (22/7/2013).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2009, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 17,35 persen dari jumlah penduduk di pedesaan. Sementara, di perkotaan sebesar 10,72 persen.
Sementara, pada 2012 dilaporkan bahwa tingkat kemiskinan pedesaan turun menjadi 14,7 persen dari jumlah penduduk di pedesaan, sedangkan di perkotaan turun menjadi 8,6 persen.
Hasil evaluasi awal pelaksanaan RPJMN periode 2010-2014 ini juga menemukan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi masih berpusat di pulau Jawa dan Sumatera, ternyata muncul kekuatan ekonomi baru (emerging economy) yakni Sulawesi dan Kalimantan.
Pihaknya memprediksi kekuatan-kekuatan baru yang lain akan bermunculan apabila Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) terlaksana sesuai harapan.
Pada 2009, kontribusi Sulawesi terhadap PDB mencapai 4,72 persen, dan pada 2011 naik menjadi 4,87 persen. Kendati mengalami sedikit penurunan, Kalimantan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB, yakni sebesar 8,63 persen pada 2009 dan 8,46 persen pada 2011.
(izz)