KKP latih blue economy di Bantul
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo mengatakan, peran Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sangat diperlukan bagi pembangunan kelautan dan perikanan.
Apalagi, kata dia, banyak potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar dan beranekaragam, sehingga perlu kesiapan SDM yang memadai. Karena itu, peningkatan kapasitas SDM khususnya pelaku utama bidang kelautan dan perikanan wajib dilakukan, baik melalui pendidikan, pelatihan maupun penyuluhan.
Pada kesempatan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) melatih 150 orang masyarakat kelautan dan perikanan di seluruh Kabupaten/Kota di DIY, di antaranya untuk pemberdayaan keluarga melalui program Posdaya. "Pelatihan ini berbasis blue economy," kata Sharif dalam rilisnya, Senin (22/7/2013).
Sharif menjelaskan, pelatihan berbasis blue economy dilaksanakan untuk pengembangan bisnis inovatif dan kreatif berdasarkan prinsip zero waste (tidak ada limbah yang terbuang), efisien, pro kelestarian lingkungan, menciptakan kesempatan wirausaha dan lapangan kerja serta memperbaiki modal sosial dengan inovasi dan kreatifitas.
Karena itu, pada pelatihan kali ini, dicontohkan bagaimana ikan pari dimanfaatkan keseluruhannya tanpa ada yang terbuang. Dagingnya untuk konsumsi, kulit untuk dijadikan tas dan sepatu, serta ekornya untuk dijadikan ikat pinggang.
"Sebagai khalifatullah, kita harus selalu melakukan upaya pengelolaan secara bijak terhadap alam ini. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan alam semesta secara umum," tandasnya.
Dalam hal menjalankan fungsi pendidikan, lanjut dia, KKP memiliki lembaga pendidikan tinggi dan menengah yang bertujuan menyiapkan SDM terdidik dan kompeten bidang kelautan dan perikanan.
Setiap tahun, lembaga pendidikan KKP meluluskan sedikitnya 1.400 orang yang siap diserap para pelaku usaha/bisnis di dunia usaha dan dunia industri. Di bidang pelatihan, sasarannya adalah peningkatan keterampilan para pelaku utama kelautan dan perikanan.
Apalagi, kata dia, banyak potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar dan beranekaragam, sehingga perlu kesiapan SDM yang memadai. Karena itu, peningkatan kapasitas SDM khususnya pelaku utama bidang kelautan dan perikanan wajib dilakukan, baik melalui pendidikan, pelatihan maupun penyuluhan.
Pada kesempatan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) melatih 150 orang masyarakat kelautan dan perikanan di seluruh Kabupaten/Kota di DIY, di antaranya untuk pemberdayaan keluarga melalui program Posdaya. "Pelatihan ini berbasis blue economy," kata Sharif dalam rilisnya, Senin (22/7/2013).
Sharif menjelaskan, pelatihan berbasis blue economy dilaksanakan untuk pengembangan bisnis inovatif dan kreatif berdasarkan prinsip zero waste (tidak ada limbah yang terbuang), efisien, pro kelestarian lingkungan, menciptakan kesempatan wirausaha dan lapangan kerja serta memperbaiki modal sosial dengan inovasi dan kreatifitas.
Karena itu, pada pelatihan kali ini, dicontohkan bagaimana ikan pari dimanfaatkan keseluruhannya tanpa ada yang terbuang. Dagingnya untuk konsumsi, kulit untuk dijadikan tas dan sepatu, serta ekornya untuk dijadikan ikat pinggang.
"Sebagai khalifatullah, kita harus selalu melakukan upaya pengelolaan secara bijak terhadap alam ini. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan alam semesta secara umum," tandasnya.
Dalam hal menjalankan fungsi pendidikan, lanjut dia, KKP memiliki lembaga pendidikan tinggi dan menengah yang bertujuan menyiapkan SDM terdidik dan kompeten bidang kelautan dan perikanan.
Setiap tahun, lembaga pendidikan KKP meluluskan sedikitnya 1.400 orang yang siap diserap para pelaku usaha/bisnis di dunia usaha dan dunia industri. Di bidang pelatihan, sasarannya adalah peningkatan keterampilan para pelaku utama kelautan dan perikanan.
(izz)