Ramadan, okupansi hotel di DIY sekitar 50%
A
A
A
Sindonews.com - Hampir setiap puasa tingkat hunian hotel selalu rendah, tapi Ramadan kali ini okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap terjaga sekitar 40-50 persen.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Deddy Pranowo Eryono mengatakan kegiatan meeting, incentives, conference dan exhibition (MICE) mampu mendongkrak okupansi hotel pada masa low seasons di bulan Ramadan kali ini.
Tahun ini, MICE masih cukup tinggi di saat puasa, sehingga okupansi bertahan sekitar 40-50 persen untuk hotel berbintang dibanding tahun lalu, yang hanya mencapai 30 persen.
"Puasa tahun lalu, MICE sangat kurang, tahun ini kita diserbu," ujar Deddy di Yogyarakta, Selasa (23/7/2013).
Menurut dia, MICE cukup membantu okupansi hotel-hotel berbintang di siklus low seasons, seperti bulan puasa. Hanya saja momentum, seperti ini baru bisa diraih oleh hotel berbintang. Sedangkan hotel melati masih stagnan, hanya mencapai 10 persen.
"Beruntung mereka masih memiliki wisatawan mancanegara yang masih menikmati musim liburnya," tambahnya.
Karena itu, low season banyak dimanfaatkan oleh manajemen hotel untuk melakukan pembenahan, baik fisik bangunan hotel maupun pembenahan internal dengan mengadakan pelatihan para staf hotel.
"Jadi begitu nanti high seasons libur Lebaran, karyawan semua sudah siap menerima serbuan tamu dengan pelayanan terbaik,"ujarnya.
Pemesanan kamar hotel untuk Lebaran nanti sudah naik. PHRI tetap optimistis, okupansi hotel bintang bisa mencapai 90 persen dan hotel melati hingga 50 persen.
Public Relation Sahid Raya Hotel, Setyowati mengatakan bahwa okupansi Sahid Raya Hotel masih terjaga antara 40-50 persen didukung MICE.
"Kita masih bagus, beberapa pelanggan juga booking untuk Lebaran," tuturnya.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Deddy Pranowo Eryono mengatakan kegiatan meeting, incentives, conference dan exhibition (MICE) mampu mendongkrak okupansi hotel pada masa low seasons di bulan Ramadan kali ini.
Tahun ini, MICE masih cukup tinggi di saat puasa, sehingga okupansi bertahan sekitar 40-50 persen untuk hotel berbintang dibanding tahun lalu, yang hanya mencapai 30 persen.
"Puasa tahun lalu, MICE sangat kurang, tahun ini kita diserbu," ujar Deddy di Yogyarakta, Selasa (23/7/2013).
Menurut dia, MICE cukup membantu okupansi hotel-hotel berbintang di siklus low seasons, seperti bulan puasa. Hanya saja momentum, seperti ini baru bisa diraih oleh hotel berbintang. Sedangkan hotel melati masih stagnan, hanya mencapai 10 persen.
"Beruntung mereka masih memiliki wisatawan mancanegara yang masih menikmati musim liburnya," tambahnya.
Karena itu, low season banyak dimanfaatkan oleh manajemen hotel untuk melakukan pembenahan, baik fisik bangunan hotel maupun pembenahan internal dengan mengadakan pelatihan para staf hotel.
"Jadi begitu nanti high seasons libur Lebaran, karyawan semua sudah siap menerima serbuan tamu dengan pelayanan terbaik,"ujarnya.
Pemesanan kamar hotel untuk Lebaran nanti sudah naik. PHRI tetap optimistis, okupansi hotel bintang bisa mencapai 90 persen dan hotel melati hingga 50 persen.
Public Relation Sahid Raya Hotel, Setyowati mengatakan bahwa okupansi Sahid Raya Hotel masih terjaga antara 40-50 persen didukung MICE.
"Kita masih bagus, beberapa pelanggan juga booking untuk Lebaran," tuturnya.
(rna)