HT: Entrepreneur mampu kurangi pengangguran signifikan
A
A
A
Sindonews.com - Untuk menjadi negara maju, dibutuhkan minimal 2 persen entrepreneur dari jumlah penduduk negara. Sementara, di Indonesia jumlah entrepreneur hanya 1,56 persen.
Angka tersebut masih cukup jauh jika dibandingkan Singapura yang mencapai 7,2 persen pada 2005 atau Malaysia yang mencapai 5 persen. Padahal, Indonesia negara kaya, baik dari sumber daya manusia dengan jumlah populasi keempat tertinggi di dunia, di mana 50 persen lebih merupakan penduduk dengan usia dibawah 30 tahun.
Selain itu, Indonesia juga kaya sumber daya alam. Misalnya dengan menjadi penghasil tambang terbesar di dunia serta memiliki hasil laut melimpah.
"Karena itu sangat penting menumbuhkan semangat entrepreneur sejak dini untuk menciptakan entrepreneur-entrepreneur muda yang handal di Indonesia," ungkap CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (HT) saat mememberikan stadium generale dengan tema "kebangkitan entrepreneurship Indonesia" di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Selasa (23/7/2013).
Menurut Cawapres 2014 ini, dengan menjadi entrepreneur, maka otomatis akan mampu mengurangi jumlah pengangguran signifikan. Sehingga jika permodalan menjadi salah satu penghambat dalam memulai sebuah usaha, sudah saatnya pemerintah melakukan langkah kongkrit untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Misalnya, kata dia, pemerintah harus mengalokasikan dana sebesar enam persen atau sebesar Rp200 triliun dari APBN yang disalurkan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga kepada 20 juta UKM dengan besaran modal masing-masing Rp10 juta. Agar pinjaman tidak macet, maka sebelumnya setiap UKM penerima harus dibekali dengan pelatihan yang relevan.
"Kalau tanpa bunga, maka yang harus ditanggung negara sangat kecil. Bandingkan dengan dampaknya, di mana minimal menciptakan 20 juta tenaga kerja. Kalau lebih dari satu karyawan bisa mencapai 40 juta. Maka tidak salah ketika entrepreneur menjadi salah satu prioritas jika ingin menggerakkan roda perekonomian bangsa," terangnya.
HT memaparkan, jiwa entrepreneurship tidak tumbuh tiba-tiba. Maka sebaiknya kurikulum entrepreneurship sudah dikenalkan sejak anak duduk di bangku SMP. Sehingga ketika memasuki universitas, anak sudah mampu memilih bidang sesuai bakat dan talenta, menjadi manusia yang terampil dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Pria yang pernah dinobatkan 1000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes ini tiba di Unismuh Makassar sekitar pukul 10.30 WITA dan disambut tarian Paduppa. Dia mengaku, saat ini telah memimpin 100 perusahaan dengan 25 ribu karyawan.
Diantara perusahaan-perushaan itu, terdapat perushaan media yang mengelola tiga televise nasional dengan pangsa pemirsa 43 persen, 40 televisi lokal dan berlangganan dengan produksi siaran 15 ribu per tahun.
Dalam kesempatan tersebut, HT juga membagi tips untuk menjadi entrepreneur tangguh. Pertama pilihlah bidang yang relevan dengan talenta yang dimiliki, fokus pada kualitas salah satunya dengan selalu menekankan pentingnya team work.
Selanjutnya adalah speed, jika sudah memiliki ide besar untuk diwujudkan, harus segera mencari cara dan berusaha mewujudkannya. Jangan menunggu dan menunda. Kecepatan dalam bertidak mutlak dilakukan agar tidak didahului pesaing lainnya.
Kemudian meperbaiki karakter diri dengan melakukan instrospeksi diri dan melihat kekurangan untuk perbaikan ke depan, bersikap sabar dengan melakukan sesuatu secara konsisten, serta tidak lupa berserah diri kepada Tuhan.
Sementara itu, Rektor Unismuh, Irwan Akib menyatakan kegembiraannya HT menyempatkan mampir berbagi ilmu kepada civitas akademika Unismuh. "Kami ucapkan selamat datang. Di Unismuh ini setiap fakultas sudah memasukkan kurikulum entrepreneurship sebagai kurikulum wajib. Kami berharap kesuksesan Pak Hary Tanoesoedibjo dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Unismuh," ungkapnya.
Angka tersebut masih cukup jauh jika dibandingkan Singapura yang mencapai 7,2 persen pada 2005 atau Malaysia yang mencapai 5 persen. Padahal, Indonesia negara kaya, baik dari sumber daya manusia dengan jumlah populasi keempat tertinggi di dunia, di mana 50 persen lebih merupakan penduduk dengan usia dibawah 30 tahun.
Selain itu, Indonesia juga kaya sumber daya alam. Misalnya dengan menjadi penghasil tambang terbesar di dunia serta memiliki hasil laut melimpah.
"Karena itu sangat penting menumbuhkan semangat entrepreneur sejak dini untuk menciptakan entrepreneur-entrepreneur muda yang handal di Indonesia," ungkap CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (HT) saat mememberikan stadium generale dengan tema "kebangkitan entrepreneurship Indonesia" di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Selasa (23/7/2013).
Menurut Cawapres 2014 ini, dengan menjadi entrepreneur, maka otomatis akan mampu mengurangi jumlah pengangguran signifikan. Sehingga jika permodalan menjadi salah satu penghambat dalam memulai sebuah usaha, sudah saatnya pemerintah melakukan langkah kongkrit untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Misalnya, kata dia, pemerintah harus mengalokasikan dana sebesar enam persen atau sebesar Rp200 triliun dari APBN yang disalurkan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga kepada 20 juta UKM dengan besaran modal masing-masing Rp10 juta. Agar pinjaman tidak macet, maka sebelumnya setiap UKM penerima harus dibekali dengan pelatihan yang relevan.
"Kalau tanpa bunga, maka yang harus ditanggung negara sangat kecil. Bandingkan dengan dampaknya, di mana minimal menciptakan 20 juta tenaga kerja. Kalau lebih dari satu karyawan bisa mencapai 40 juta. Maka tidak salah ketika entrepreneur menjadi salah satu prioritas jika ingin menggerakkan roda perekonomian bangsa," terangnya.
HT memaparkan, jiwa entrepreneurship tidak tumbuh tiba-tiba. Maka sebaiknya kurikulum entrepreneurship sudah dikenalkan sejak anak duduk di bangku SMP. Sehingga ketika memasuki universitas, anak sudah mampu memilih bidang sesuai bakat dan talenta, menjadi manusia yang terampil dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Pria yang pernah dinobatkan 1000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes ini tiba di Unismuh Makassar sekitar pukul 10.30 WITA dan disambut tarian Paduppa. Dia mengaku, saat ini telah memimpin 100 perusahaan dengan 25 ribu karyawan.
Diantara perusahaan-perushaan itu, terdapat perushaan media yang mengelola tiga televise nasional dengan pangsa pemirsa 43 persen, 40 televisi lokal dan berlangganan dengan produksi siaran 15 ribu per tahun.
Dalam kesempatan tersebut, HT juga membagi tips untuk menjadi entrepreneur tangguh. Pertama pilihlah bidang yang relevan dengan talenta yang dimiliki, fokus pada kualitas salah satunya dengan selalu menekankan pentingnya team work.
Selanjutnya adalah speed, jika sudah memiliki ide besar untuk diwujudkan, harus segera mencari cara dan berusaha mewujudkannya. Jangan menunggu dan menunda. Kecepatan dalam bertidak mutlak dilakukan agar tidak didahului pesaing lainnya.
Kemudian meperbaiki karakter diri dengan melakukan instrospeksi diri dan melihat kekurangan untuk perbaikan ke depan, bersikap sabar dengan melakukan sesuatu secara konsisten, serta tidak lupa berserah diri kepada Tuhan.
Sementara itu, Rektor Unismuh, Irwan Akib menyatakan kegembiraannya HT menyempatkan mampir berbagi ilmu kepada civitas akademika Unismuh. "Kami ucapkan selamat datang. Di Unismuh ini setiap fakultas sudah memasukkan kurikulum entrepreneurship sebagai kurikulum wajib. Kami berharap kesuksesan Pak Hary Tanoesoedibjo dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Unismuh," ungkapnya.
(izz)