BKDI rancang langkah strategis hadapi AEC 2015
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), Megain Widjaja mengaku sedang merancang beberapa langkah strategis menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
Salah satunya dengan meluncurkan kontrak strategis berbasis finansial dan equity lewat kontrak berjangka mata uang.
"Dengan instrumen ini, pelaku usaha, eksportir, dan perbankan akan dimudahkan. Karena selama ini industri perbankan Indonesia kerap menggunakan kontrak berjangka mata uang asing di pasar valuta asing luar negeri," ujarnya di hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Menurutnya, dengan penerapan langkah ini dunia usaha, lembaga keuangan bank dan non bank dapat mengelola dana asing yang mereka miliki di bursa dalam negeri. Sehingga keuntungan dari pergerakan dan nilai tukar mata uang asing akan lebih maksimal.
"Apalagi dengan berlakunya AEC 2015 akan masuk bank dan lembaga pembiayaan dari luar negeri," lanjutnya.
Dia juga mengungkapkan instrumen ini sebagai salah satu alternatif investasi sebagai sarana lindung nilai bagi pelaku usaha.
"Dengan sarana lindung nilai ini, dapat menciptakan stabilisasi nilai tukar mata uang, sehingga risiko pergerakan mata uang dapat diminimalisir," pungkas Megain.
Salah satunya dengan meluncurkan kontrak strategis berbasis finansial dan equity lewat kontrak berjangka mata uang.
"Dengan instrumen ini, pelaku usaha, eksportir, dan perbankan akan dimudahkan. Karena selama ini industri perbankan Indonesia kerap menggunakan kontrak berjangka mata uang asing di pasar valuta asing luar negeri," ujarnya di hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Menurutnya, dengan penerapan langkah ini dunia usaha, lembaga keuangan bank dan non bank dapat mengelola dana asing yang mereka miliki di bursa dalam negeri. Sehingga keuntungan dari pergerakan dan nilai tukar mata uang asing akan lebih maksimal.
"Apalagi dengan berlakunya AEC 2015 akan masuk bank dan lembaga pembiayaan dari luar negeri," lanjutnya.
Dia juga mengungkapkan instrumen ini sebagai salah satu alternatif investasi sebagai sarana lindung nilai bagi pelaku usaha.
"Dengan sarana lindung nilai ini, dapat menciptakan stabilisasi nilai tukar mata uang, sehingga risiko pergerakan mata uang dapat diminimalisir," pungkas Megain.
(izz)