Produksi minyak Pertamina di Sumsel turun 12 ribu barel
A
A
A
Sindonews.com - Produksi minyak PT Pertamina (persero) di Sumatera Selatan (Sumsel) turun sekitar 12 ribu barel akibat maraknya pencurian di ruas pipa minyak Tempino-Plaju di Kabupaten Musi Banyuasin.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, akibat dari maraknya pencurian minyak di ruas pipa minyak Tempino-Plaju adalah terganggunya produksi minyak. Sedangkan untuk pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan terus dilakukan penjagaan supaya tetap aman.
"Pasoka akan kita jaga supaya aman ya, kalau di situ ya. Yang sedikit mengganggu itu lifting minyak," kata dia, dalam acara Sahur On The Road, di SPBU Coco, Jakarta Pusat, Minggu (28/7/2013).
Dia menjelaskan bahwa penurunan produksi di Sumsel mencapai 12 ribu barel. Lantaran pencurian dilakukan secara masif dan teroganisir. "Untuk di Sumsel itu (penurunannya) 12 ribu," ungkap Karen.
Sebelumnya, Direktur Pertamina Gas Gunung Sardjono Hadi menjelaskan pencurian minyak pada 2013 semakin tidak terkendali. Dalam periode satu pekan dari 17-24 Juli minyak yang dicuri mencapai 19.500 barel dengan nilai kerugian mencapai USD1,95 juta.
Karena itu, Pertamina terpaksa menghentikan pengiriman minyak dari Stasiun Pusat Pemompaan Produksi Tempino ke Plaju. Jika tidak ada jaminan kemanan dari pihak berwenang yakni Kepolisian, maka Pertamina memilih untuk menutup sementara sumur-sumur minyak di Sumsel.
Dia berharap ada langkah tindakan yang sungguh-sungguh dari aparat penegak hukum mengamankan produksi minyak di sana. Tanpa adanya tindakan tegas dari aparat maka pencurian akan merugikan negara. "Kami hanya bisa melakukan pencegahan dan pengawasan. Sekarang saja dari 144 laporan kasus yang disampaikan ke polisi hanya empat yang ke pengadilan," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat illegal taping di ruas pipa itu selama 1 Januari-23 Juli 2013 Pertamina merugi Rp280 miliar. Kerugian dihitung dengan asumsi kehilangan minyak sekitar 17.500 barel dalam sepekan terakhir atau setara Rp17,5 miliar.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, akibat dari maraknya pencurian minyak di ruas pipa minyak Tempino-Plaju adalah terganggunya produksi minyak. Sedangkan untuk pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan terus dilakukan penjagaan supaya tetap aman.
"Pasoka akan kita jaga supaya aman ya, kalau di situ ya. Yang sedikit mengganggu itu lifting minyak," kata dia, dalam acara Sahur On The Road, di SPBU Coco, Jakarta Pusat, Minggu (28/7/2013).
Dia menjelaskan bahwa penurunan produksi di Sumsel mencapai 12 ribu barel. Lantaran pencurian dilakukan secara masif dan teroganisir. "Untuk di Sumsel itu (penurunannya) 12 ribu," ungkap Karen.
Sebelumnya, Direktur Pertamina Gas Gunung Sardjono Hadi menjelaskan pencurian minyak pada 2013 semakin tidak terkendali. Dalam periode satu pekan dari 17-24 Juli minyak yang dicuri mencapai 19.500 barel dengan nilai kerugian mencapai USD1,95 juta.
Karena itu, Pertamina terpaksa menghentikan pengiriman minyak dari Stasiun Pusat Pemompaan Produksi Tempino ke Plaju. Jika tidak ada jaminan kemanan dari pihak berwenang yakni Kepolisian, maka Pertamina memilih untuk menutup sementara sumur-sumur minyak di Sumsel.
Dia berharap ada langkah tindakan yang sungguh-sungguh dari aparat penegak hukum mengamankan produksi minyak di sana. Tanpa adanya tindakan tegas dari aparat maka pencurian akan merugikan negara. "Kami hanya bisa melakukan pencegahan dan pengawasan. Sekarang saja dari 144 laporan kasus yang disampaikan ke polisi hanya empat yang ke pengadilan," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat illegal taping di ruas pipa itu selama 1 Januari-23 Juli 2013 Pertamina merugi Rp280 miliar. Kerugian dihitung dengan asumsi kehilangan minyak sekitar 17.500 barel dalam sepekan terakhir atau setara Rp17,5 miliar.
(izz)