Pemerintah diminta pastikan pasokan BBM dan elpiji
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang Lebaran Tahun ini, pemerintah harus memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun elpiji tersedia di pusat-pusat distribusi bagi para pemudik.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Rofi Munawar mengatakan, peristiwa migrasi tahunan ini harus dilakukan dengan persiapan yang matang oleh pemerintah. Karena akan menyebabkan lonjakan konsumsi BBM maupun elpiji dibandingkan hari-hari biasanya.
Dia meminta agar pemerintah mampu menginventarisir berbagai potensi dan kendala dalam proses distribusi BBM sepanjang jalur utama mudik Lebaran.
"Pemerintah harus menjamin pasokan BBM bagi pemudik minimal H-7 hingga H+7 di sepanjang jalur mudik, bukan hanya di Pulau Jawa. Namun juga di daerah lain tujuan mudik Lebaran," kata Rofi dalam rilisnya di Jakarta, Minggu(28/7/2013).
Pertamina memperkirakan pemakaian BBM dan elpiji pada Ramadan dan Lebaran umumnya naik dengan besaran masing-masing, premium naik 14 persen dari rata-rata harian normal 80.926 KL menjadi 91.830 KL, Avtur naik 8,6 persen dari rata-rata harian normal 10.619 KL menjadi 11.536 KL dan elpiji naik 6,6 persen dari rata-rata harian normal 17.612 MT menjadi 18.781 MT.
Sementara, solar turun 4,9 persen dari rata-rata harian normal 40.626 KL menjadi 38.628 KL. Rofi mengatakan, jumlah kendaraan yang akan mudik tahun ini diperkirakan naik 3,72 persen menjadi 6,2 juta unit terdiri atas kendaraan umum, pribadi maupun kendaraan roda dua.
Pihaknya mengharapkan, kesiapan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tentu harus ditingkatkan, karena akan menampung lebih banyak konsumen. Sehingga kesiapan teknis maupun infrasturktur fasilitas pendukung SPBU perlu diperhatikan.
"Jumlah kendaraan roda dua harus menjadi perhatian tersendiri bagi pengelola SPBU, biasanya mereka akan menjadikan SPBU sebagai tempat peristirahatan selain pengisian ulang BBM. Perlu dilihat kemungkinan adanya penambahan tangki pengisian di SPBU-SPBU, untuk mencegah antrean yang panjang," terang Rofi.
Legislator dari Jatim VII ini juga meminta pihak Pertamina untuk berkoordinasi dengan aparatur keamanan pemerintah daerah maupun pihak terkait untuk kelancaran pasokan distribusi BBM maupun elpiji. Kordinasi ini harus dilakukan lebih intensif menjelang puncak arus mudik yang diperkirakan akan terjadi pada H-4.
"Untuk elpiji selain kesiapan pasokan di sentra-sentra mudik Lebaran, maka Pertamina juga harus memonitoring harganya dengan seksama. Karena momentum Hari Raya dari pengalaman sebelumnya seringkali dijadikan alasan untuk menaikan harga secara sepihak oleh beberapa penjual," pungkas dia.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Rofi Munawar mengatakan, peristiwa migrasi tahunan ini harus dilakukan dengan persiapan yang matang oleh pemerintah. Karena akan menyebabkan lonjakan konsumsi BBM maupun elpiji dibandingkan hari-hari biasanya.
Dia meminta agar pemerintah mampu menginventarisir berbagai potensi dan kendala dalam proses distribusi BBM sepanjang jalur utama mudik Lebaran.
"Pemerintah harus menjamin pasokan BBM bagi pemudik minimal H-7 hingga H+7 di sepanjang jalur mudik, bukan hanya di Pulau Jawa. Namun juga di daerah lain tujuan mudik Lebaran," kata Rofi dalam rilisnya di Jakarta, Minggu(28/7/2013).
Pertamina memperkirakan pemakaian BBM dan elpiji pada Ramadan dan Lebaran umumnya naik dengan besaran masing-masing, premium naik 14 persen dari rata-rata harian normal 80.926 KL menjadi 91.830 KL, Avtur naik 8,6 persen dari rata-rata harian normal 10.619 KL menjadi 11.536 KL dan elpiji naik 6,6 persen dari rata-rata harian normal 17.612 MT menjadi 18.781 MT.
Sementara, solar turun 4,9 persen dari rata-rata harian normal 40.626 KL menjadi 38.628 KL. Rofi mengatakan, jumlah kendaraan yang akan mudik tahun ini diperkirakan naik 3,72 persen menjadi 6,2 juta unit terdiri atas kendaraan umum, pribadi maupun kendaraan roda dua.
Pihaknya mengharapkan, kesiapan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tentu harus ditingkatkan, karena akan menampung lebih banyak konsumen. Sehingga kesiapan teknis maupun infrasturktur fasilitas pendukung SPBU perlu diperhatikan.
"Jumlah kendaraan roda dua harus menjadi perhatian tersendiri bagi pengelola SPBU, biasanya mereka akan menjadikan SPBU sebagai tempat peristirahatan selain pengisian ulang BBM. Perlu dilihat kemungkinan adanya penambahan tangki pengisian di SPBU-SPBU, untuk mencegah antrean yang panjang," terang Rofi.
Legislator dari Jatim VII ini juga meminta pihak Pertamina untuk berkoordinasi dengan aparatur keamanan pemerintah daerah maupun pihak terkait untuk kelancaran pasokan distribusi BBM maupun elpiji. Kordinasi ini harus dilakukan lebih intensif menjelang puncak arus mudik yang diperkirakan akan terjadi pada H-4.
"Untuk elpiji selain kesiapan pasokan di sentra-sentra mudik Lebaran, maka Pertamina juga harus memonitoring harganya dengan seksama. Karena momentum Hari Raya dari pengalaman sebelumnya seringkali dijadikan alasan untuk menaikan harga secara sepihak oleh beberapa penjual," pungkas dia.
(izz)