Ini biang keladi perlambatan ekonomi RI
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Badan Pusat Staistik (BPS) Suryamin mengatakan, kondisi ekonomi sejumlah negara besar, seperti China dan Amerika sebagai biang keladi melemahnya perekonomian global yang imbasnya turut dirasakan hingga ke Tanah Air.
"Amerika Serikat juga mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 1,9 persen menjadi 1,7 persen. Sementara itu, China mengoreksi dari 8,1 persen menjadi 7,8 persen," kata Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Dari dalam negeri sendiri, turunnya harga-harga komoditas juga dianggap sebagai satu faktor yang paling berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kendati mencatatkan pertumbuhan volume ekspor yang masih positif, nyatanya tidak cukup kuat menghalau akibat dari pelemahan harga komoditas itu sendiri.
"Khusus untuk ekspor, secara volume perdagangan kita masih bagus, tapi secara value mengalami penurunan, khususnya karena harga komoditas yang mengalami koreksi. Apalagi kami mencatat ada 14 harga komoditas yang mengalami penurunan," pungkasnya.
Sebelumnya, BPS mencatatkan, sepanjang semester I/2013, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan hanya 5,92 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut mengalami perlambatan bila dibanding pertumbuhan ekonomi semester I/2012 yang tercatat sebesar 6,3 persen.
"Amerika Serikat juga mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 1,9 persen menjadi 1,7 persen. Sementara itu, China mengoreksi dari 8,1 persen menjadi 7,8 persen," kata Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Dari dalam negeri sendiri, turunnya harga-harga komoditas juga dianggap sebagai satu faktor yang paling berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kendati mencatatkan pertumbuhan volume ekspor yang masih positif, nyatanya tidak cukup kuat menghalau akibat dari pelemahan harga komoditas itu sendiri.
"Khusus untuk ekspor, secara volume perdagangan kita masih bagus, tapi secara value mengalami penurunan, khususnya karena harga komoditas yang mengalami koreksi. Apalagi kami mencatat ada 14 harga komoditas yang mengalami penurunan," pungkasnya.
Sebelumnya, BPS mencatatkan, sepanjang semester I/2013, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan hanya 5,92 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut mengalami perlambatan bila dibanding pertumbuhan ekonomi semester I/2012 yang tercatat sebesar 6,3 persen.
(rna)