Harga minyak global jatuh
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini jatuh, meskipun data ekonomi China optimis karena kekhawatiran pertumbuhan pekerjaan yang lemah di Amerika Serikat. Hal ini berbanding terbalik dengan kenaikan di Asia tadi sore.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 66 sen menjadi USD108,29 per barel dalam penawaran di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 60 sen menjadi USD106,34 per barel.
Raksasa perbankan HSBC melaporkan indeks manajer pembelian (PMI) untuk industri jasa di China mencapai 51,3 pada Juli, tidak berubah dari bulan sebelumnya. Di mana angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara di bawah sebagai sinyal kontraksi.
PMI resmi China non-manufaktur, yang dirilis akhir pekan lalu, berada di 54,1 poin pada Juli, dari 53,9 poin pada bulan sebelumnya.
"Indeks manajer pembelian HSBC untuk industri jasa China tetap dalam wilayah ekspansif, dan ini telah memberikan dukungan untuk harga minyak mentah," kata Lee Chen Hoay, analis investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (5/8/2013).
Namun, harga tetap berada di bawah tekanan atas kekhawatiran tentang permintaan di Amerika Serikat setelah laporan data pekerjaan AS pekan lalu lemah.
Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat (2/8/2013), mengatakan, perusahaan menambahkan 162.000 pekerjaan pada Juli, jauh di bawah rata-rata 175.000 yang diperkirakan para analis. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 7,4 persen, dari 7,6 persen pada Juni.
"Laporan campuran pekerjaan AS datang lebih lemah dari yang diharapkan dan telah menciptakan sentimen agak kasar terhadap permintaan minyak mentah," ujar Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura.
Harga minyak telah reli pekan lalu, di belakang data manufaktur yang kuat dari guzzlers minyak, AS dan China, dengan minyak mentah Brent mendekati angka tertinggi dalam empat bulan di atas USD110 per barel, sebelum memberikan jalan di belakang data ketenagakerjaan AS.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 66 sen menjadi USD108,29 per barel dalam penawaran di London. Sementara kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 60 sen menjadi USD106,34 per barel.
Raksasa perbankan HSBC melaporkan indeks manajer pembelian (PMI) untuk industri jasa di China mencapai 51,3 pada Juli, tidak berubah dari bulan sebelumnya. Di mana angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara di bawah sebagai sinyal kontraksi.
PMI resmi China non-manufaktur, yang dirilis akhir pekan lalu, berada di 54,1 poin pada Juli, dari 53,9 poin pada bulan sebelumnya.
"Indeks manajer pembelian HSBC untuk industri jasa China tetap dalam wilayah ekspansif, dan ini telah memberikan dukungan untuk harga minyak mentah," kata Lee Chen Hoay, analis investasi Phillip Futures, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (5/8/2013).
Namun, harga tetap berada di bawah tekanan atas kekhawatiran tentang permintaan di Amerika Serikat setelah laporan data pekerjaan AS pekan lalu lemah.
Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat (2/8/2013), mengatakan, perusahaan menambahkan 162.000 pekerjaan pada Juli, jauh di bawah rata-rata 175.000 yang diperkirakan para analis. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 7,4 persen, dari 7,6 persen pada Juni.
"Laporan campuran pekerjaan AS datang lebih lemah dari yang diharapkan dan telah menciptakan sentimen agak kasar terhadap permintaan minyak mentah," ujar Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura.
Harga minyak telah reli pekan lalu, di belakang data manufaktur yang kuat dari guzzlers minyak, AS dan China, dengan minyak mentah Brent mendekati angka tertinggi dalam empat bulan di atas USD110 per barel, sebelum memberikan jalan di belakang data ketenagakerjaan AS.
(dmd)