Harga minyak di Asia tergelincir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini tergelincir, setelah rebound sebagai kekhawatiran produksi minyak di Libya mereda.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 30 sen menjadi USD106,26 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk September, merosot 16 sen menjadi USD108,54 per barel.
"Ekspor minyak mentah Libya diperkirakan kembali berlanjut bulan depan," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (6/8/2013).
Menteri Perminyakan Libya, Abdelbari al-Aroussi menyatakan, produksi di ladang minyak barat negara itu sudah dimulai setelah membuat kemajuan dalam mengakhiri protes di terminal pengiriman utama.
Ekspor minyak Libya telah merosot lebih dari 70 persen setelah pengunjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan, memaksa terminal menutup kembali produksi sebelum membayar tuntutan.
Aroussi mengungkapkan, produksi minyak saat ini berjalan pada 700.000 barel per hari, naik dari angka terendah sebesar 330.000 bph dicatat pada puncak protes pekan lalu. Tapi, masih rendah dari rata-rata pra-protes 1,42 juta barel per hari.
Protes Libya telah memperburuk kekhawatiran investor tentang gangguan pada pasokan global, di tengah kekhawatiran bahwa krisis politik Mesir bisa memaksa penutupan Terusan Suez dan pasokan melalui jalur pipa.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 30 sen menjadi USD106,26 per barel pada perdagangan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk September, merosot 16 sen menjadi USD108,54 per barel.
"Ekspor minyak mentah Libya diperkirakan kembali berlanjut bulan depan," kata Kelly Teoh, ahli strategi pasar IG Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (6/8/2013).
Menteri Perminyakan Libya, Abdelbari al-Aroussi menyatakan, produksi di ladang minyak barat negara itu sudah dimulai setelah membuat kemajuan dalam mengakhiri protes di terminal pengiriman utama.
Ekspor minyak Libya telah merosot lebih dari 70 persen setelah pengunjuk rasa, termasuk polisi dan penjaga perbatasan, memaksa terminal menutup kembali produksi sebelum membayar tuntutan.
Aroussi mengungkapkan, produksi minyak saat ini berjalan pada 700.000 barel per hari, naik dari angka terendah sebesar 330.000 bph dicatat pada puncak protes pekan lalu. Tapi, masih rendah dari rata-rata pra-protes 1,42 juta barel per hari.
Protes Libya telah memperburuk kekhawatiran investor tentang gangguan pada pasokan global, di tengah kekhawatiran bahwa krisis politik Mesir bisa memaksa penutupan Terusan Suez dan pasokan melalui jalur pipa.
(dmd)