PLN butuh tambahan pasokan LNG 10 kargo/tahun

Selasa, 06 Agustus 2013 - 14:30 WIB
PLN butuh tambahan pasokan...
PLN butuh tambahan pasokan LNG 10 kargo/tahun
A A A
Sindonews.com - PT PLN (Persero) masih butuh tambahan pasokan gas alam cair (LNG) sebanyak 10 kargo per tahun hingga 2019.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki menuturkan, kebutuhan LNG untuk pembangkit listrik PLN mencapai 50 kargo per tahun. Namun, pasokan LNG terkontrak sampai saat ini baru sebesar 40 kargo per tahun.

"Dari kebutuhan 50 kargo LNG per tahun, yang jelas sudah terkontrak dengan kami baru 40 kargo. Sehingga kami harus mencari kekurangan 10 kargo lagi hingga 2019," ujar dia, ketika dikonfirmasi Koran Sindo di Jakarta, Selasa (6/8/2013).

Menururnya, kebutuhan sekitar 50 kargo itu akan dialokasikan untuk unit penampungan dan regasifikasi LNG terapung (FSRU) Jawa Barat sebesar 30 kargo. Kemudian Terminal Arun, Aceh 12 kargo, dan mini FSRU LNG Bali sebanyak 8 kargo per tahun.

Sedangkan untuk 40 kargo LNG yang sudah terkontrak berasal dari kilang LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat sebanyak 24 kargo per tahun dan kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur sebesar 16 kargo.

"Saat ini PLN telah memperoleh pasokan LNG untuk FSRU Jawa Barat sebanyak 22 kargo per tahun dari kilang Bontang. Pasokan LNG tersebut setara dengan kapasitas olahan regasifikasi sebesar 1,25 juta ton per tahun (MTPA) atau sekitar 200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD)," jelasnya.

Dikatakannya, dari mayoritas gas tersebut atau sekitar 176 BBTUD dialokasikan untuk PLTGU Muara Karang dan sekitar 20 BBTUD ke PLTGU Tanjung Priok. Adapun total kapasitas FSRU Jawa Barat ini mencapai 3 MTPA atau sekitar 400 MMSCFD.

"Namun, pada akhir 2013 PLN akan menyerap tambahan lima kargo dari kilang Bontang jika PT Nusantara Regas, operator FSRU Jawa Barat, dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java telah menandatangani perjanjian pemanfaatan pipa bersama, sehingga memperoleh tambahan gas untuk bisa dialirkan ke PLTGU Tanjung Priok," jelasnya.

Sementara, Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini mengatakan, SKK Migas sudah memastikan alokasi LNG untuk domestik selama 2013-2021 mencapai 644 kargo. Alokasi LNG ditujukan untuk memenuhi kebutuhan minimum lima unit penampungan dan regasifikasi gas alam cair terapung yang akan dikembangkan di negeri ini. Antara lain FSRU Jawa Barat, Lampung, Banten, Jawa Tengah, dan terminal LNG Arun.

Lebih lanjut Rudi menerangkan, pasokan LNG berasal dari tiga proyek gas, antara lain train tiga kilang LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat yang dikelola BP Berau Ltd, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Selat Makassar, Kalimantan Timur, yang dikelola Chevron Indonesia Company, dan proyek gas di Lapangan North East Jangkrik, Blok Muara Bakau yang dikelola ENI Indonesia Ltd.

"Alokasi ini sudah sesuai kebutuhan minimum setiap FSRU agar FSRU ini bisa mulai dioperasikan. Tapi untuk memenuhi kapasitas maksimum, setiap operator bisa menambah pasokan gasnya melalui impor," tandas dia.

Dia mengatakan, pasokan LNG untuk domestik tersebut sesuai dengan porsi alokasi domestik dari masing-masing proyek gas. Alokasi gas domestik dari train tiga kilang LNG Tangguh ini mencapai 40 persen dari target produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Sedangkan alokasi gas domestik dari lapangan North East Jangkrik juga sebesar 40 persen dari target produksi sebesar 145 MMSCFD.

"Sementara untuk alokasi gas domestik dari proyek IDD Chevron sebesar 25 persen dari target produksi sebesar 1.234 MMSCFD," pungkas Rudi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.9589 seconds (0.1#10.140)