Pasca-libur Lebaran, IHSG berpotensi melemah
A
A
A
Sindonews.com - Setelah libur panjang Lebaran, saham-saham mulai kembali diperdagangkan hari ini dengan proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan berada pada kisaran 4,600-4,679.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang melihat, akan ada tren penurunan setidaknya yang akan terjadi pada perdagangan perdana ini, mengingat kejatuhan sejumlah bursa regional selama bursa Indonesia tutup.
"Merujuk kejatuhan tajam Bursa Regional selama minggu lalu dan Bursa Indonesia libur panjang, maka saya perkirakan IHSG berpeluang turun di awal perdagangan Senin. Tetapi saham komoditas berbasis timah dan nikel layak dilirik berkat penguatan tajam harga," kata Edwin, Senin (12/8/2013).
Adapun kejatuhan bursa regional yang dimaksud Edwin seperti, Dow Jones yang bergerak -1.49 persen, Nikkei yang bergerak -5.88 persen, HSI bergerak -1.73 persen dan STI bergerak -0.74 persen.
Edwin mengingatkan, investor juga perlu mewaspadai kombinasi yang menghawatirkan antara inflasi tinggi, turunnya GDP dan USD/IDR di level 10,300 mjd, faktor IHSG 2 pekan lalu turun -18.12 poin (-0.39 persen) diiringi Net Sell Asing Rp-230.4 miliar shg selama 31 pekan, Net Sell asing mjd Rp-5.26 triliun.
Pekan ini data earnings dan ekonomi AS yang akan dirilis cukup ringan, di mana detail emiten di antaranya, pada Senin ada Sysco, kemudian Selasa ada Flower Foods.
Sementara pada Rabu ada Macy's, Cisco, NetApp, NetEase. Selanjutnya, Kamis ada Wal-art, Kohl's, Applied Materials, Nordstrom.
Data ekonomi yang akan dirilis pada Senin terdapat pending home sales, Dallas Fed mfg survey. Kemudian, Selasa terdapat data retail sales, business inventories. Rabu, ada data PPI dan Kamis terdapat data CPI, jobless claims, empire state mfg survey, industrial production, housing market index, Philadelphia Fed survey. Terakhir, Jumat terdapat data housing starts dan consumer sentiment.
Data ekonomi negara besar lain yang perlu diperhatikan, antara lain wilayah zona Euro. Utamanya, data WPI Jerman, CPI, Economic Sentiment and GDP; PDB Perancis; serta Euro Zone Industrial Production, CPI dan GDP.
Sementara untuk Jepang yang perlu diperhatikan adalah data industrial production, capacity utilization, machine orders dan BOJ minutes meeting.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang melihat, akan ada tren penurunan setidaknya yang akan terjadi pada perdagangan perdana ini, mengingat kejatuhan sejumlah bursa regional selama bursa Indonesia tutup.
"Merujuk kejatuhan tajam Bursa Regional selama minggu lalu dan Bursa Indonesia libur panjang, maka saya perkirakan IHSG berpeluang turun di awal perdagangan Senin. Tetapi saham komoditas berbasis timah dan nikel layak dilirik berkat penguatan tajam harga," kata Edwin, Senin (12/8/2013).
Adapun kejatuhan bursa regional yang dimaksud Edwin seperti, Dow Jones yang bergerak -1.49 persen, Nikkei yang bergerak -5.88 persen, HSI bergerak -1.73 persen dan STI bergerak -0.74 persen.
Edwin mengingatkan, investor juga perlu mewaspadai kombinasi yang menghawatirkan antara inflasi tinggi, turunnya GDP dan USD/IDR di level 10,300 mjd, faktor IHSG 2 pekan lalu turun -18.12 poin (-0.39 persen) diiringi Net Sell Asing Rp-230.4 miliar shg selama 31 pekan, Net Sell asing mjd Rp-5.26 triliun.
Pekan ini data earnings dan ekonomi AS yang akan dirilis cukup ringan, di mana detail emiten di antaranya, pada Senin ada Sysco, kemudian Selasa ada Flower Foods.
Sementara pada Rabu ada Macy's, Cisco, NetApp, NetEase. Selanjutnya, Kamis ada Wal-art, Kohl's, Applied Materials, Nordstrom.
Data ekonomi yang akan dirilis pada Senin terdapat pending home sales, Dallas Fed mfg survey. Kemudian, Selasa terdapat data retail sales, business inventories. Rabu, ada data PPI dan Kamis terdapat data CPI, jobless claims, empire state mfg survey, industrial production, housing market index, Philadelphia Fed survey. Terakhir, Jumat terdapat data housing starts dan consumer sentiment.
Data ekonomi negara besar lain yang perlu diperhatikan, antara lain wilayah zona Euro. Utamanya, data WPI Jerman, CPI, Economic Sentiment and GDP; PDB Perancis; serta Euro Zone Industrial Production, CPI dan GDP.
Sementara untuk Jepang yang perlu diperhatikan adalah data industrial production, capacity utilization, machine orders dan BOJ minutes meeting.
(dmd)