Elpiji 12 kg terus 'gerogoti' laba Pertamina

Senin, 12 Agustus 2013 - 17:33 WIB
Elpiji 12 kg terus gerogoti...
Elpiji 12 kg terus 'gerogoti' laba Pertamina
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (persero) terancam tidak mampu berkembang jika terus menanggung kerugian akibat penjualan elpiji 12 kilogram.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, dalam 5 tahun terakhir perseroan mengalami dekapitalisasi. Hal itu disebabkan kerugian yang dialami perusahaan dari sektor elpiji non subsidi tersebut.

“Kemampuan Pertamina untuk tumbuh dan berkembang jadi terganggu. Kerugian kami dari sektor elpiji itu kan bisa digunakan untuk investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi,” katanya di Jakarta, Senin (12/8/2013).

Dia mengungkapkan, pembangunan infrastruktur hilir migas masih lebih baik dibandingkan dengan memberikan subsidi pada elpiji 12 kg. Pasalnya, fasilitas hilir migas di dalam negeri masih kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurutnya, sebagai BUMN, Pertamina akan menerima apapun keputusan pemerintah terkait harga elpiji 12 kg. Meskipun sebenarnya Pertamina harus menanggung kerugian hingga Rp5 triliun per tahun.

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, tidak dinaikkannya harga elpiji tabung 12 kg akan menahan laba perseroan. Tahun lalu saja Rp5 triliun laba Pertamina tertahan karena harga elpiji tabung 12 kg yang tidak naik, sehingga realisasi laba perseroan hanya sebesar Rp27 triliun.

"Suatu saat harga elpiji 12 kg harus naik, tapi kami menunggu waktu yang tepat," tutur Karen.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR Sutan Batoegana mempersilakan Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi. Lantaran sejak 2009, Pertamina mengalami kerugian hampir mencapai Rp28 triliun dalam bisnis elpiji non subsidi.

"Kalau subsidinya terlalu tinggi mereka akan bangkrut. Kan keekonomiannya terlalu rendah bagi mereka. Bagi DPR sepanjang tidak memberatkan rakyat dan perusahaan, ya silakan," ujarnya.

Dia menegaskan, rencana kenaikan gas elpiji 12 kg perlu persetujuan DPR karena gas elpiji non subsidi merupakan lini bisnis utama milik Pertamina. Sutan juga khawatir dengan rencana tersebut memicu industri migrasi menggunakan gas elpiji 3 kg. "Kita khawatir. Nanti orang banyak yang ambil 3 kg," pungkas dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0513 seconds (0.1#10.140)