Pertamina EP minta pencuri minyak Tempino-Plau ditindak
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Direktur PT Pertamina EP, Syamsu Alam menyampaikan, saat ini pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan pihak keamanan berwenang dalam rangka melakukan pengawasan dan penjagaan atas ancaman pencurian minyak di sepanjang jalur pipa Tempino-Plau.
"Sekarang koordinasinya dengan Polri dan TNI sudah lebih bagus. Kalau kita pakai CCTV atau satelit, kita tidak tahu titiknya mana aja yang dicuri. Jadi yang kita tingkatkan adalah penindakan terhadap pelaku-pelakunya," ujar Syamsu di Kantor Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Dirinya mengaku, saat ini pipa tersebut juga belum bisa berfungsi optimal karena distribusi minyak melalui pipa Tempino di Jambi ke Plaju di Sumatera Selatan milik PT Pertamina dihentikan kegiatan penyalurannya.
"Kalau normal sekitar 6.000 barel. Sekarang sekitar 3.000-an. Malah kadang-kadang kurang, jadi belum bisa optimal sekarang," pungkasnya.
Sebelumnya, akibat pencurian PT Pertamina (Persero) terpaksa melakukan penghentian sementara operasional penyaluran minyak dan menetapkan status darurat jalur distribusi pipa Tempino-Plaju lantaran pencurian minyak dari pipa itu sejak 17-24 Juli 2013 di 17 lokasi.
Dalam aksinya, pencuri melubangi pipa berukuran 8 inci, kemudian disambungkan dengan pipa (tapping) kecil. Penghentian operasi itu sendiri dikhawatirkan akan mengakibatkan penundaan penerimaan negara.
PT Pertamina Persero sendiri menghitung pendapatan tertunda itu bisa mencapai USD1,27 juta per hari atau sebesar Rp13,04 miliar per hari. Alhasil, pasokan minyak melalui pipa ke kilang Plaju dihentikan sementara sejak Rabu, 24 Juli 2013.
Selain pasokan ke kilang Plaju, penghentian operasional berdampak pada penghentian pasokan ke lapangan Bentayan. Lapangan tersebut memproduksi 3.000 barel per hari minyak mentah jenis berat yang membutuhkan campuran dari minyak dari Tempino untuk bisa dialirkan ke Kilang Plaju.
"Sekarang koordinasinya dengan Polri dan TNI sudah lebih bagus. Kalau kita pakai CCTV atau satelit, kita tidak tahu titiknya mana aja yang dicuri. Jadi yang kita tingkatkan adalah penindakan terhadap pelaku-pelakunya," ujar Syamsu di Kantor Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Dirinya mengaku, saat ini pipa tersebut juga belum bisa berfungsi optimal karena distribusi minyak melalui pipa Tempino di Jambi ke Plaju di Sumatera Selatan milik PT Pertamina dihentikan kegiatan penyalurannya.
"Kalau normal sekitar 6.000 barel. Sekarang sekitar 3.000-an. Malah kadang-kadang kurang, jadi belum bisa optimal sekarang," pungkasnya.
Sebelumnya, akibat pencurian PT Pertamina (Persero) terpaksa melakukan penghentian sementara operasional penyaluran minyak dan menetapkan status darurat jalur distribusi pipa Tempino-Plaju lantaran pencurian minyak dari pipa itu sejak 17-24 Juli 2013 di 17 lokasi.
Dalam aksinya, pencuri melubangi pipa berukuran 8 inci, kemudian disambungkan dengan pipa (tapping) kecil. Penghentian operasi itu sendiri dikhawatirkan akan mengakibatkan penundaan penerimaan negara.
PT Pertamina Persero sendiri menghitung pendapatan tertunda itu bisa mencapai USD1,27 juta per hari atau sebesar Rp13,04 miliar per hari. Alhasil, pasokan minyak melalui pipa ke kilang Plaju dihentikan sementara sejak Rabu, 24 Juli 2013.
Selain pasokan ke kilang Plaju, penghentian operasional berdampak pada penghentian pasokan ke lapangan Bentayan. Lapangan tersebut memproduksi 3.000 barel per hari minyak mentah jenis berat yang membutuhkan campuran dari minyak dari Tempino untuk bisa dialirkan ke Kilang Plaju.
(gpr)