IHSG berpeluang lanjutkan koreksi
A
A
A
Sindonews.com - Masih santernya hembusan sejumlah sentimen negatif membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah berada di zona merah. Apalagi, sentimen positif yang ada seolah tak cukup kuat menarik IHSG untuk bergerak kembali ke zona amannya.
"Kondusifnya sentimen membawa IHSG di bawah target support kami (4.642-4.672) dan ini bisa saja mematahkan tren sideways menjadi pelemahan. Antisipasi terhadap kemungkinan pelemahan lanjutan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Senin (19/8/2013).
Dari sisi teknikal, lanjut Reza, pergerakan IHSG masih belum menunjukkan gairahnya. Dimana, IHSG tampak berpola menyerupai evening star di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD cenderung turun dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic downreversal mendekati area oversold.
"Pada perdagangan Senin (19/8) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.555-4.586 dan resistance 4.658-4.687," tandasnya.
Menilik perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG masih memperpanjang pelemahannya seiring dengan negatifnya posisi penutupan bursa saham AS dan Eropa pasca drilisnya data klaim pengangguran yang meningkat dan stabilnya angka inflasi mendekati target The Fed.
"Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, dimana sentimen tetapnya level BI rate kemungkinan bisa saja tertutupi oleh sentimen rilisnya data-data ekonomi AS dan kondisi itulah yang terjadi," kata dia.
Pelaku pasar masih melakukan aksi jualnya. Di sisi lain, makin turunnya nilai tukar rupiah seiring ditetapkannya level BI rate dan terutama terimbas penguatan USD membuat pelaku pasar makin tidak nyaman.
Bahkan setelah pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden SBY yang menyampaikan asumsi-asumsi makropun juga tidak mampu menyelematkan IHSG dari zona merah.
"Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level 4.647,28 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.568,48 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 4.568,65," papar Reza.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Berita mengenai pengurangan stimulus The Fed masih menghantui laju bursa saham Asia yang masih mendekam di zona merah. Apalagi setelah dirilis angka klaim pengangguran AS yang menunjukkan penurunan sehingga meningkatkan ekspektasi akan hal tersebut.
"Kondusifnya sentimen membawa IHSG di bawah target support kami (4.642-4.672) dan ini bisa saja mematahkan tren sideways menjadi pelemahan. Antisipasi terhadap kemungkinan pelemahan lanjutan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Senin (19/8/2013).
Dari sisi teknikal, lanjut Reza, pergerakan IHSG masih belum menunjukkan gairahnya. Dimana, IHSG tampak berpola menyerupai evening star di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD cenderung turun dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic downreversal mendekati area oversold.
"Pada perdagangan Senin (19/8) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.555-4.586 dan resistance 4.658-4.687," tandasnya.
Menilik perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG masih memperpanjang pelemahannya seiring dengan negatifnya posisi penutupan bursa saham AS dan Eropa pasca drilisnya data klaim pengangguran yang meningkat dan stabilnya angka inflasi mendekati target The Fed.
"Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, dimana sentimen tetapnya level BI rate kemungkinan bisa saja tertutupi oleh sentimen rilisnya data-data ekonomi AS dan kondisi itulah yang terjadi," kata dia.
Pelaku pasar masih melakukan aksi jualnya. Di sisi lain, makin turunnya nilai tukar rupiah seiring ditetapkannya level BI rate dan terutama terimbas penguatan USD membuat pelaku pasar makin tidak nyaman.
Bahkan setelah pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden SBY yang menyampaikan asumsi-asumsi makropun juga tidak mampu menyelematkan IHSG dari zona merah.
"Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level 4.647,28 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.568,48 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan berakhir di level 4.568,65," papar Reza.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Berita mengenai pengurangan stimulus The Fed masih menghantui laju bursa saham Asia yang masih mendekam di zona merah. Apalagi setelah dirilis angka klaim pengangguran AS yang menunjukkan penurunan sehingga meningkatkan ekspektasi akan hal tersebut.
(rna)