Jamsostek borong saham blue chip saat IHSG anjlok

Rabu, 21 Agustus 2013 - 18:25 WIB
Jamsostek borong saham...
Jamsostek borong saham blue chip saat IHSG anjlok
A A A
Sindonews.com – PT Jamsostek (Persero) berencana untuk membeli saham blue chip dari emiten unggulan pada saat kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung turun pada minggu ini.

Direktur Utama Jamsostek, Elvyn G Masassya mengatakan, pada saat harga saham berguguran seperti saat ini adalah kondisi yang tepat bagi perseroan untuk membeli saham unggulan atau blue chip. Pihaknya bahkan siap menggelontorkan dana investasi hingga mencapai triliunan rupiah untuk membeli saham blue chip tersebut.

“Secara umum kami akan menanamkan investasi dalam jangka waktu panjang di saham. Kita juga mencermati timing, saat ini adalah waktu yang pas untuk masuk ke saham-saham blue chip,” kata Elvyn usai menghadiri halal bihalal PT Jamsostek di Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Turunnya harga saham unggulan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), diakuinya merupakan faktor psikologis dari sentimen global. Elvyn juga menyatakan, bergugurannya harga saham yang berdampak pada turunnya IHSG tidak terkait dengan isu fundamental dari emiten di Indonesia.

“Ini lebih kepada faktor psikologis dan juga imbas sentimen regional memperngaruhi foreign investor. Menurut kami hal ini tidak signifikan dibandingkan 1998 lalu, namun lebih bersifat temporer karena ada statement pemerintah terkait apa saja langkah untuk mengatasi masalah ini kedepannya,” jelas dia.

Lebih jauh Evylin menyatakan, pembelian saham blue chip ini merupakan upaya Jamsostek untuk merebuilding atau memulihkan harga saham-saham blue chip yang sedang turun pada saat kondisi IHSG yang fluktautif saat ini. Dia juga membantah menarik dana dari saham-saham blue chip atau unggulan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di pasar modal saat harga saham sedang berguguran.

“Jamsosotek itu mengelola portofolio berdasarkan nasionalisme. Jamsostek keep saham blue chip BUMN, investor lokal jangan lepas sekarang nanti rugi. Saya sebutkan ini permainan persepsi pasar modal,” tegasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8262 seconds (0.1#10.140)