Dahlan optimistis gejolak ekonomi bisa dikendalikan
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan, telah terjadi fenomena unik di dunia ekonomi akibat kebijakan moneter Amerika serikat (AS) saat ini yang berimbas pada bergejolaknya perekonomian di Tanah Air.
"Ekonomi Indonesia kurang baik karena ada perkembangan unik di Amerika. Ada uang kembali ke Amerika. Ini Amerika lagi batuk," kata Dahlan di Kampus UI Depok, Kamis (22/8/2013).
Namun demikian, dikatakannya, gejolak ekonomi yang terjadi saat ini masih bisa dikendalikan. Pasalnya, kondisi ini tidak separah dengan kondisi yang terjadi pada tahun 2008.
Diakui Dahlan, dirinya bersama seluruh jajaran di BUMN akan terus mengawal perekonomian nasional untuk menjamin bahwa gejolak tersebut bisa ditanggulangi segera.
"Saya meminta perusahaan BUMN untuk beli saham yang turun, sehingga harga kemarin sudah membaik. Kalau nggak membaik, maka nanti kita siapkan langkah-langkahnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah Amerika tengah membahas rencana pengurangan secara bertahap stimulus moneternya. Dengan demikian, hal tersebut mendorong investor Amerika untuk menarik asetnya yang sebelumnya di investasikan ke sejumlah negara berkembang seperti di Indonesia ke negaranya.
Kondisi tersebut menimbulkan gejolak karena secara tiba-tiba sejumlah besar dana investasi yang sebelumnya mendongkrak pertumbuhan permodalan dalam negeri ditarik begitu saja dan menimbulkan pelemahan pasar modal yang cukup signifikan.
"Ekonomi Indonesia kurang baik karena ada perkembangan unik di Amerika. Ada uang kembali ke Amerika. Ini Amerika lagi batuk," kata Dahlan di Kampus UI Depok, Kamis (22/8/2013).
Namun demikian, dikatakannya, gejolak ekonomi yang terjadi saat ini masih bisa dikendalikan. Pasalnya, kondisi ini tidak separah dengan kondisi yang terjadi pada tahun 2008.
Diakui Dahlan, dirinya bersama seluruh jajaran di BUMN akan terus mengawal perekonomian nasional untuk menjamin bahwa gejolak tersebut bisa ditanggulangi segera.
"Saya meminta perusahaan BUMN untuk beli saham yang turun, sehingga harga kemarin sudah membaik. Kalau nggak membaik, maka nanti kita siapkan langkah-langkahnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah Amerika tengah membahas rencana pengurangan secara bertahap stimulus moneternya. Dengan demikian, hal tersebut mendorong investor Amerika untuk menarik asetnya yang sebelumnya di investasikan ke sejumlah negara berkembang seperti di Indonesia ke negaranya.
Kondisi tersebut menimbulkan gejolak karena secara tiba-tiba sejumlah besar dana investasi yang sebelumnya mendongkrak pertumbuhan permodalan dalam negeri ditarik begitu saja dan menimbulkan pelemahan pasar modal yang cukup signifikan.
(rna)