Dua perusahaan Jerman minat investasi di Indonesia

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 10:53 WIB
Dua perusahaan Jerman...
Dua perusahaan Jerman minat investasi di Indonesia
A A A
SIndonews.com - Dua perusahaan asal Jerman, yakni Volkswagen (VW) dan Ferrostaal GmbH telah menyatakan minatnya akan menanamkan modalnya di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat seusai menerima kunjungan dari kedua manajemen perusahaan tersebut di Kementerian Perindustrian, Kamis 22 Agustus 2013.

Pihak VW yang diwakili Christian Klingler dari Volkswagen AG datang ke Indonesia karena akan melakukan pertemuan dengan local partner-nya (Garuda Mataram Motor) dan dalam rangka menjajaki market untuk regional.

"Investasi VW akan dilakukan dalam bentuk joint venture dengan mitra lokalnya tersebut," jelas Hidayat dalam siaran persnya, Jumat (23/8/2013).

Sementara itu, Garuda Mataram Motor juga akan melakukan investasi untuk memenuhi kebutuhan lokal. VW berkomitmen akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ASEAN. Selama ini VW sudah melakukan riset mendalam terkait pasar otomotif Indonesia.

Mengenai data investasi yang akan direalisasikan VW, mereka akan mengumumkannya ke media pada bulan November 2013. Produksi awal akan dilakukan di pabrik Indomobil di kawasan Bukit Indah, Cikampek.

"VW sudah membuat prototype sesuai riset yang mereka lakukan di Indonesia, termasuk investigasi infrastrukturnya. Salah satu pilihannya adalah membuat multi purpose vehicle (MPV). VW juga sedang mempelajari program mobil low emission carbon (LEC) yang dicanangkan oleh pemerintah," ujarnya.

VW berminat investasi di Indonesia karena mereka telah memiliki pengalaman sukses di China dan mereka sudah tahu kompetitor beratnya adalah Jepang.

Sementara dalam pertemuan dengan pihak Ferrostaal GmbH yang diwakili CEO Ferrostaal GmbH, Klaus Lesker, perusahaan petrokimia asal Jerman ini juga akan merealisasikan investasinya dalam pengembangan kompleks instalasi petrokimia di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Dalam proyek tersebut, Ferrostaal GmbH akan melakukan joint venture dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Namun kendalanya adalah alokasi gas untuk industri dan untuk memulai pembangunan pabrik tersebut hingga sekarang belum mendapat kepastian.

"Maka saya katakan, beri saya waktu sebulan untuk berunding dengan pemerintah. Sebab Indonesia juga sedang membutuhkan investasi di daerah Papua. Semua prosedur sudah dijalankan oleh Ferrostaal, termasuk membuat feasibility studies," ujar Hidayat.

Rencananya, akan dibikin semacam kluster, kalau bisa akan jadi kawasan ekonomi untuk petrokimia. "Karena cita-cita saya dalam membuat industri nasional dapat berkembang adalah dengan membangun fundamental industri supaya kuat, terutama untuk Industri besi dan baja, petrokimia, serta agro dari hulu dan hilir," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0753 seconds (0.1#10.140)