Investasi hutan mulai diminati warga Malang
A
A
A
Sindonews.com - Bentuk investasi model baru berupa tanah sekaligus hutan jati sedang digandrungi warga Malang. Seperti yang sedang dipamerkan salah satu pengembang yang menawarkan bisnis dan ternyata mampu menarik konsumen tiga kali lipat dari target yang ditetapkan selama satu pekan terakhir.
Menurut mareketing PT Harfam Jaya Makmur, Peter Prasetyo, investasi yang ditawarkan memiliki berbagai paket seperti halnya investasi dalam hal properti. Calon pembeli dapat memilih harga paket dengan harga yang berbeda tergantung luasan tanah, jumlah pohon yang ditanam.
Bahkan, perusahaan yang memiliki sekitar 1.600 hektare lahan di wilayah Situbondo dan Bondowoso ini mampu menggaet konsumen dengan janji keuntungan yang tinggi sekaligus menunjang misi turut menyelamatkan lingkungan.
"Tidak semua orang bisa mempunyai hutan,“ kata Peter, saat menggelar pameran di salah satu mall di Malang, Jumat (23/8/2013).
Ia mengungkapkan, animo warga Malang untuk berinvestasi jenis ini cukup tinggi. Dari target Rp1,2 miliar selama seminggu, ternyata bisa mencapai pemasukan lebih dari Rp3 miliar.
Menurutnya, harga paket yang ditawarkan mulai dari Rp153 juta untuk 100 pohon jati dengan tanah seluas 1.000 Meter persegi sampai yang paling tinggi dengan harga Rp7,1 miliar untuk luas tanah 8 HA dan 8.000 pohon jati.
Untuk panen baru bisa dilakukan setelah berusia 8 tahun dan pembeli pun mendapatkan Sertifikat Hak Milik (SHM) atas tanah yang dibeli. Keuntungan yang dijanjikan pun berlipat, misalnya dengan membayar Rp7,1 miliar untuk paket tertinggi, dalam 8 tahun diproyeksikan pembeli akan mendapatkan keuntungan total Rp120 miliar. "Keuntungan dibagi dua dengan pengelola, PT Harfam," ujarnya.
Menurut mareketing PT Harfam Jaya Makmur, Peter Prasetyo, investasi yang ditawarkan memiliki berbagai paket seperti halnya investasi dalam hal properti. Calon pembeli dapat memilih harga paket dengan harga yang berbeda tergantung luasan tanah, jumlah pohon yang ditanam.
Bahkan, perusahaan yang memiliki sekitar 1.600 hektare lahan di wilayah Situbondo dan Bondowoso ini mampu menggaet konsumen dengan janji keuntungan yang tinggi sekaligus menunjang misi turut menyelamatkan lingkungan.
"Tidak semua orang bisa mempunyai hutan,“ kata Peter, saat menggelar pameran di salah satu mall di Malang, Jumat (23/8/2013).
Ia mengungkapkan, animo warga Malang untuk berinvestasi jenis ini cukup tinggi. Dari target Rp1,2 miliar selama seminggu, ternyata bisa mencapai pemasukan lebih dari Rp3 miliar.
Menurutnya, harga paket yang ditawarkan mulai dari Rp153 juta untuk 100 pohon jati dengan tanah seluas 1.000 Meter persegi sampai yang paling tinggi dengan harga Rp7,1 miliar untuk luas tanah 8 HA dan 8.000 pohon jati.
Untuk panen baru bisa dilakukan setelah berusia 8 tahun dan pembeli pun mendapatkan Sertifikat Hak Milik (SHM) atas tanah yang dibeli. Keuntungan yang dijanjikan pun berlipat, misalnya dengan membayar Rp7,1 miliar untuk paket tertinggi, dalam 8 tahun diproyeksikan pembeli akan mendapatkan keuntungan total Rp120 miliar. "Keuntungan dibagi dua dengan pengelola, PT Harfam," ujarnya.
(gpr)