Underpass Bandara Hasanuddin butuh anggaran Rp200 M
A
A
A
Sindonews.com - Pengerjaan underpass (jalan bawah tanah) di simpang lima Bandara Internasional Sultan Hasanuddin membutuhkan anggaran pengerjaan Rp200 miliar.
Kepala Dinas Bina Marga Sulsel Abd Latief mengatakan, tender pengerjaan proyek tersebut akan digulirkan pada Oktober mendatang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga sepenuhnya menjadi tanggungan pemerintah pusat.
“Awal 2014 pengerjaannya sudah mulai dilaksanakan. Program ini merupakan proyek multiyears yang pembebasan dan pematangan lahannya sudah dikerjakan tahun 2013 dengan anggaran Rp20 miliar yang juga dari APBN,” jelasnya, Jumat (23/8/2013).
Menurut Abdul Latief, keberadaan underpass sangat penting untuk mengurai kemacetan. Simpang lima bandara merupakan jalur terpadat di Indonesia Timur. Dengan terbangunnya underpass ini, maka akan menggantikan fungsi lampu lalu lintas yang belum optimal mengendalikan kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut.
Di lintas Jalan Perintis Kemerdekaan, dalam sehari mencapai 250 ribu unit kendaraan roda dua dan roda empat. Begitupula dengan jalan tol yang sehari-harinya dipadati hingga 25 ribu kendaraan pada hari biasa dan bisa mencapai 30 ribu di akhir pekan.
“Kami terus membangun koordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Makassar. Sebab mereka ini adalah penanggungjawab pelaksana proyek tersebut,” katanya.
Terpisah, Satuan Kerja BBPJN Makassar, Rahman Djamil mengatakan, pertumbuhan jalan di Kota Makassar memang tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan. Jadi, ketika jalan tidak cepat diperbaharui, maka akan menimbulkan kemacetan melihat kendaraan yang semakin bertambah. "Balai siap membantu semua itu," ujarnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya tengah merampungkan finalisasi design serta rencana konstruksi. “Awal tahun depan harus sudah mulai dikerjakan. Sehingga, sekarang sudah mulai pelebaran dan pematangan lahan,” katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Sulsel Abd Latief mengatakan, tender pengerjaan proyek tersebut akan digulirkan pada Oktober mendatang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga sepenuhnya menjadi tanggungan pemerintah pusat.
“Awal 2014 pengerjaannya sudah mulai dilaksanakan. Program ini merupakan proyek multiyears yang pembebasan dan pematangan lahannya sudah dikerjakan tahun 2013 dengan anggaran Rp20 miliar yang juga dari APBN,” jelasnya, Jumat (23/8/2013).
Menurut Abdul Latief, keberadaan underpass sangat penting untuk mengurai kemacetan. Simpang lima bandara merupakan jalur terpadat di Indonesia Timur. Dengan terbangunnya underpass ini, maka akan menggantikan fungsi lampu lalu lintas yang belum optimal mengendalikan kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut.
Di lintas Jalan Perintis Kemerdekaan, dalam sehari mencapai 250 ribu unit kendaraan roda dua dan roda empat. Begitupula dengan jalan tol yang sehari-harinya dipadati hingga 25 ribu kendaraan pada hari biasa dan bisa mencapai 30 ribu di akhir pekan.
“Kami terus membangun koordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Makassar. Sebab mereka ini adalah penanggungjawab pelaksana proyek tersebut,” katanya.
Terpisah, Satuan Kerja BBPJN Makassar, Rahman Djamil mengatakan, pertumbuhan jalan di Kota Makassar memang tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan. Jadi, ketika jalan tidak cepat diperbaharui, maka akan menimbulkan kemacetan melihat kendaraan yang semakin bertambah. "Balai siap membantu semua itu," ujarnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya tengah merampungkan finalisasi design serta rencana konstruksi. “Awal tahun depan harus sudah mulai dikerjakan. Sehingga, sekarang sudah mulai pelebaran dan pematangan lahan,” katanya.
(gpr)