Harga minyak terdorong penguatan ekonomi global

Jum'at, 23 Agustus 2013 - 19:41 WIB
Harga minyak terdorong...
Harga minyak terdorong penguatan ekonomi global
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini naik, didorong data kuat ekonomi global yang menerjemahkan permintaan lebih tinggi.

Minyak Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, naik 10 sen menjadi USD110 per barel dalam transaksi di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 16 sen menjadi USD105,19 per barel.

"Harga Brent terdorong lebih tinggi pada akhir pekan, menyusul data ekonomi yang positif dari China, Amerika Serikat (AS), zona euro dan Inggris," kata analis energi Inenco, Lucy Sidebotham, seperti dilansir dari AFP, Jumat (23/8/2013).

"Ini menandakan ekonomi global pulih dan bisa menunjukkan ke arah permintaan minyak yang lebih tinggi," jelasnya.

Indeks pembelian manajer (PMI) zona euro pada Agustus tercatat mencapai angka tertinggi dalam 26 bulan sebesar 51,7 poin, dari 50,5 poin pada bulan sebelumnya. Sementara PMI AS datang di angka 53,9 poin, naik dari pembacaan akhir Juli sebesar 53,7 poin.

Kemajuan serupa juga dialami China. HSBC melaporkan pembacaan awal PMI China mencapai angka tertinggi dalam empat bulan dari 50,1 poin.

Terbaru, pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal kedua 2013 datang di angka 0,7 persen, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya 0,6 persen.

Pasar minyak dunia juga didukung kekhawatiran kerusuhan Mesir menyebar di seluruh Timur Tengah dan blok persediaan minyak. Mantan pemimpin Mesir, Hosni Mubarak, baru-baru ini dipindahkan dari penjara ke tahanan rumah di sebuah rumah sakit militer. Sementara pasca penggulingan Presiden Mohamed Morsi, pada 3 Juli lalu, lebih dari 1.000 orang tewas dalam sepekan akibat aksi kekerasan.

Harga minyak juga dipengaruhi pemadaman pasokan di Libya. Namun, National Oil Company (NOC) mengumumkan telah memulai kembali ekspor dari terminal Brega timur.

Sebelumnya para penjaga keamanan memblokade terminal yang menyebabkan produksi turun dari 1,42 juta barel per hari (bph) menjadi 330.000 bph, sebelum kembali meningkat ke 670.000 bph.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5492 seconds (0.1#10.140)