Cathay Pacific protes izin terbang Jetstar Hong Kong
A
A
A
Sindonews.com - Cathay Pacific Airways Ltd (293), operator terbesar di Hong Kong memprotes kebijakan pemerintah yang memberikan hak lalu lintas terhadap penerbangan asing. Mereka menilai langkah tersebut akan merusak ekonomi.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (26/8/2013), dalam pernyataannya, Cathay akan memberikan respon kepada pemerintah dalam waktu dua pekan, atas aplikasi Jetstar Hong Kong yang akan beroperasi di luar kota.
Pemberian hak Jetstar Hong Kong, yang dimiliki Qantas dan China Eastern Airlines Corp, diterbitkan dalam lembaran pemerintah daerah.
"Jetstar Hong Kong adalah maskapai waralaba yang dikendalikan Jetstar Australia dengan induk Qantas Airways," ungkap Cathay.
"Menempatkan beberapa hak lalu lintas udara Hong Kong ke tangan pembawa yang dikendalikan sebuah maskapai penerbangan asing akan sangat merusak industri penerbangan lokal dan perekonomian Hong Kong," tegasnya.
Pada Juni, Jetstar Hong Kong menjual sebanyak 33,3 persen sahamnya ke Shun Tak Holdings, sebuah perusahaan yang didirikan miliarder judi Stanley Ho. Di mana Qantas dan China Eastern Airlines masing-masing akan memiliki 33,3 persen saham.
Kehadiran Jetstar akan menantang dominasi Cathay di Hong Kong. Di mana penerbangan internasional terbesar di Asia itu menguasai 50 persen dari semua wisata dari Hong Kong.
Cathay bulan ini melaporkan laba semester pertama meleset dari perkiraan analis, dan merupakan yang terendah dalam 15 tahun.
Maskapai ini menunjuk Ivan Chu sebagai kepala eksekutif berikutnya. Di mana Chu telah bekerja di Cathay selama 29 tahun, dan menjadi chief operating officer sejak Maret 2011.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (26/8/2013), dalam pernyataannya, Cathay akan memberikan respon kepada pemerintah dalam waktu dua pekan, atas aplikasi Jetstar Hong Kong yang akan beroperasi di luar kota.
Pemberian hak Jetstar Hong Kong, yang dimiliki Qantas dan China Eastern Airlines Corp, diterbitkan dalam lembaran pemerintah daerah.
"Jetstar Hong Kong adalah maskapai waralaba yang dikendalikan Jetstar Australia dengan induk Qantas Airways," ungkap Cathay.
"Menempatkan beberapa hak lalu lintas udara Hong Kong ke tangan pembawa yang dikendalikan sebuah maskapai penerbangan asing akan sangat merusak industri penerbangan lokal dan perekonomian Hong Kong," tegasnya.
Pada Juni, Jetstar Hong Kong menjual sebanyak 33,3 persen sahamnya ke Shun Tak Holdings, sebuah perusahaan yang didirikan miliarder judi Stanley Ho. Di mana Qantas dan China Eastern Airlines masing-masing akan memiliki 33,3 persen saham.
Kehadiran Jetstar akan menantang dominasi Cathay di Hong Kong. Di mana penerbangan internasional terbesar di Asia itu menguasai 50 persen dari semua wisata dari Hong Kong.
Cathay bulan ini melaporkan laba semester pertama meleset dari perkiraan analis, dan merupakan yang terendah dalam 15 tahun.
Maskapai ini menunjuk Ivan Chu sebagai kepala eksekutif berikutnya. Di mana Chu telah bekerja di Cathay selama 29 tahun, dan menjadi chief operating officer sejak Maret 2011.
(dmd)