Mandiri target 2.000 nasabah branchless banking
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan dapat menjaring lebih dari 2.000 nasabah yang akan menggunakan layanan branchlesss banking melalui program edukasi layanan branchless banking kepada masyarakat yang belum berbank (unbanked) di Kecamatan Losari, Cirebon.
Selain Cirebon, edukasi layanan bank tanpa cabang itu juga dilakukan di Indramayu, Bandung dan Sumatera Selatan. Pada edukasi tersebut, masyarakat dikenalkan dengan layanan branchless banking yang mempermudah dalam mendapatkan layanan perbankan.
“Kami akan memberikan pemahaman kepada masyarakat dari proses pendaftaran hingga melakukan transaksi perbankan seperti menyetor, menarik dan mentransfer uang,” kata Deputy Regional Manager Kantor Wilayah VI Bank Mandiri Tito Irianto Sutaryo dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Menurut Tito, transaksi-transaksi tersebut dapat dilakukan melalui telepon genggam (handphone), terutama transaksi non-tunai, serta dapat juga melalui Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) atau agen yang ditunjuk secara resmi oleh bank untuk melakukan transaksi secara tunai.
Dia melanjutkan, kegiatan edukasi ini merupakan salah satu bentuk dukungan atas inisiatif Bank Indonesia untuk menguatkan inklusi keuangan, guna memperluas akses masyarakat terhadap layanan perbankan sekaligus merealisasikan less cash society.
Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menikmati akses jasa keuangan. Sementara di China dan India masing-masing telah mencapai 64 persen dan 35 persen.
Dia menuturkan, rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1.000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sedangkan di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449.
“Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1.000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272,” papar Tito.
Selain Cirebon, edukasi layanan bank tanpa cabang itu juga dilakukan di Indramayu, Bandung dan Sumatera Selatan. Pada edukasi tersebut, masyarakat dikenalkan dengan layanan branchless banking yang mempermudah dalam mendapatkan layanan perbankan.
“Kami akan memberikan pemahaman kepada masyarakat dari proses pendaftaran hingga melakukan transaksi perbankan seperti menyetor, menarik dan mentransfer uang,” kata Deputy Regional Manager Kantor Wilayah VI Bank Mandiri Tito Irianto Sutaryo dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Menurut Tito, transaksi-transaksi tersebut dapat dilakukan melalui telepon genggam (handphone), terutama transaksi non-tunai, serta dapat juga melalui Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) atau agen yang ditunjuk secara resmi oleh bank untuk melakukan transaksi secara tunai.
Dia melanjutkan, kegiatan edukasi ini merupakan salah satu bentuk dukungan atas inisiatif Bank Indonesia untuk menguatkan inklusi keuangan, guna memperluas akses masyarakat terhadap layanan perbankan sekaligus merealisasikan less cash society.
Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menikmati akses jasa keuangan. Sementara di China dan India masing-masing telah mencapai 64 persen dan 35 persen.
Dia menuturkan, rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1.000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sedangkan di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449.
“Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1.000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272,” papar Tito.
(gpr)