BKF: BI harus respon anjloknya IHSG
A
A
A
Sindonews.com - Menanggapi sempat dropnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga di bawah level 4.000, Plt Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap Bank Indonesia (BI) bisa merespon hal tersebut untuk kembali memulihkan sentimen negatif pasar.
Tetapi dia menolak mengintervensi BI untuk menaikkan suku bunga BI (BI Rate), karena dia menganggap BI sudah memiliki kebijakan yang dipersiapkan dengan matang.
"Kita berharap dari BI ada kebijakan yang bisa lebih langsung menjawab apa yang terjadi di pasar pada hari-hari ini," ujar Bambang di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Bambang juga berpendapat dropnya IHSG merupakan sebuah tren yang harus segera direspon dari dua pihak yaitu fiskal oleh pemerintah, dan moneter oleh BI. "Ini kan tren moneter dan fiskal. Jadi memang harus ada respon kebijakan dari kedua sisi," terang Bambang.
Ketika ditanya mengenai keefektifan 5 bauran kebijakan ekonomi BI, Bambang mengungkapkan tidak selamanya BI dapat memenuhi keinginan investor.
"Kita perlu ada semacam kebijakan yang bisa juga address concern investor di satu sisi, tapi di sisi lain jangan sampai kita mengalami pengorbanan yang terlalu besar," tutup Bambang.
Diberitakan sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua pekan ini makin menjauhi level 4.000 dan menjadi level terburuk tahun ini. IHSG ambles 152,83 poin atau 3,71 persen ke level 3.967,84.
Pagi tadi, IHSG dibuka langsung memerah dan meninggalkan level 4.100, dimana IHSG terkoreksi 38,38 poin atau 0,93 persen ke level 4.082,29. pelemahan berlanjut di akhir sesi I. IHSG kembali tinggalkan level 4.000 karena terkapar 126,20 poin atau 3,06 persen menuju 3.994,46.
Tetapi dia menolak mengintervensi BI untuk menaikkan suku bunga BI (BI Rate), karena dia menganggap BI sudah memiliki kebijakan yang dipersiapkan dengan matang.
"Kita berharap dari BI ada kebijakan yang bisa lebih langsung menjawab apa yang terjadi di pasar pada hari-hari ini," ujar Bambang di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Bambang juga berpendapat dropnya IHSG merupakan sebuah tren yang harus segera direspon dari dua pihak yaitu fiskal oleh pemerintah, dan moneter oleh BI. "Ini kan tren moneter dan fiskal. Jadi memang harus ada respon kebijakan dari kedua sisi," terang Bambang.
Ketika ditanya mengenai keefektifan 5 bauran kebijakan ekonomi BI, Bambang mengungkapkan tidak selamanya BI dapat memenuhi keinginan investor.
"Kita perlu ada semacam kebijakan yang bisa juga address concern investor di satu sisi, tapi di sisi lain jangan sampai kita mengalami pengorbanan yang terlalu besar," tutup Bambang.
Diberitakan sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua pekan ini makin menjauhi level 4.000 dan menjadi level terburuk tahun ini. IHSG ambles 152,83 poin atau 3,71 persen ke level 3.967,84.
Pagi tadi, IHSG dibuka langsung memerah dan meninggalkan level 4.100, dimana IHSG terkoreksi 38,38 poin atau 0,93 persen ke level 4.082,29. pelemahan berlanjut di akhir sesi I. IHSG kembali tinggalkan level 4.000 karena terkapar 126,20 poin atau 3,06 persen menuju 3.994,46.
(gpr)