Surabaya ingin bangun kereta gantung di pinggir laut

Kamis, 29 Agustus 2013 - 16:41 WIB
Surabaya ingin bangun...
Surabaya ingin bangun kereta gantung di pinggir laut
A A A
Sindonews.com - Destinasi wisata kembal dicanangkan di Kota Pahlawan. Pemkot Surabaya tak ingin para wisatawan yang datang ke Surabaya hanya melakukan aktivitas bisnis. Untuk mendukung itu, pemkot menyiapkan pengembangan wisata tepi sungai dan laut.

Salah satu langkah yang akan diambil adalah water front city di Sungai Kalimas. Bahkan, pemkot juga menambah konsep water front city di kawasan Kenjeran. Salah satu yang menonjol, dari Sentra Ikan Bulak (SIB) ke Kenjeran lama nanti akan dihubungkan dengan kereta gantung.

Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan menuturkan, untuk merealisasikan rencana itu pihaknya akan melengkapi wilayah pantai itu dengan moda transportasi alternatif. Kereta Gantung menjadi pilihan yang tepat untuk menghubungkan Sentra Ikan Bulak dengan tempat wisata Kenjeran lama.

“Kereta gantung juga menjadi alternatif wisata pemandangan laut. Nantinya pasar ikan akan kita koneksikan dengan moda transportasi yang terhubung dengan kenjeran lama,” ujar Hendro, Kamis (29/8/2013).

Ia melanjutkan, di Kenjeran lama pemkot berencana membangun berbagai fasilitas yang menunjang sektor wisata di kawasan itu. Selain itu, juga akan dibangun gedung parkir atau park and ride dan fasilitas penunjangnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu menambahkan, pihaknya akan merelokasi sejumlah rumah warga yang terletak di kawasan pesisir. Dalam merealisasikan kawasan Kenjeran sebagai kawasan water front city, pihaknya akan menggandeng pihak swasta.

“Saat ini tahapannya tengah proses pra desain. Pada 2014 nanti akan kita tawarkan ke investor,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan proyek pembangunan water front city di Kenjeran sudah berjalan. Sejumlah rumah warga di sekitar daerah tersebut telah dibebaskan pemkot.

“Jalannya sudah ada, nanti kita lebarkan. Bu Erna (Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan) sudah bebaskan rumah warga,” terangnya.

Risma membeberkan, di sekitar ruas jalan yang dilebarkan akan dibangun box culvert. Hanya saja menurutnya jalan yang dibebaskan masih kurang lebar. “Memang ukurannya kurang lebar, saya minta ditambah lima lajur lagi menjadi sepuluh lajur. Setelah selesai kita bangun kereta gantung,” ungkapnya

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu juga menjelaskan, dalam pembebasan lahan pihaknya menemui kendala. Pemilik tanah di kawasan tersebut ada yang enggan melepaskan tanahnya jika harganya tidak sesuai yang diinginkan.

“Orangnya minta Rp20 juta per meter persegi, jadi tidak rasional. Ini sedang kami lakukan negosiasi lagi,” pungkasnya.

Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim mengatakan, pemkot jangan sekadar bikin mimpi-mimpi yang indah. Sebaiknya, pemkot mewujudkan program pembangunannya secara serius. Sebab, banyak program kota yang sudah digagas pemkot, tapi tidak jalan sesuai dengan harapan.

Dia mencontohkan, program water front city di Kalimas sudah digagas pemkot sejak 2009, tapi kenyataannya pembangunannya belum selesai 100 persen. Sementara perencanaannya terus dianggarkan setiap tahun anggaran.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)