IMF: Inflasi Indonesia bisa tembus 9,5%

Senin, 02 September 2013 - 12:03 WIB
IMF: Inflasi Indonesia...
IMF: Inflasi Indonesia bisa tembus 9,5%
A A A
Sindonews.com - Indonesia tampaknya perlu waspada lagi karena tim dari International Monetary Fund (IMF), yang dipimpin David Cowen mengumumkan proyeksi ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2013 yang cukup menghawatirkan. Bahkan angka inflasi Indonesia bisa tembus 9,5 persen hingga akhir tahun 2013.

"Sampai akhir tahun, kondisi ekonomi global akan menjadi tahun yang lebih menantang bagi Indonesia. Harga komoditas jatuh, pertumbuhan di kebanyakan emerging market yang merupakan negara-negara rekan dagang yang melambat memberi dampak pada kinerja ekspor Indonesia," demikian seperti dilansir dari situs resmi IMF, Senin (2/9/2013).

Semua kondisi tersebut berbuah pil pahit yang harus ditelan Indonesia. Bila diterjemahkan dalam angka, buruknya pengaruh yang datang berpotensi menekan ekonomi Indonesia dengan inflasi yang berpeluang melambung hingga 9,5 persen hingga akhir tahun ini.

"Berdasarkan kondisi tersebut, defisit neraca berjalan diproyeksi berada pada kisaran 3,5 persen di 2013. Pertumbuhan diproyeksikan melambat menjadi sekitar 5,25 persen (jauh lebih rendah dibanding proyeksi pemerintah Indonesia sebesar 6,5 persen) di 2013.
Sementara untuk inflasi diproyeksikan meningkat menjadi 9,5 persen (YoY)" simpul IMF.

Sementara pagi ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi Agustus sebesar 1,12 persen, jauh lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 3,29 persen.

Secara tahun kalender, inflasi berada sekitar 7,94 persen dan secara year on year (yoy) berada di 8,79 persen. Sedangkan inflasi inti secara yoy sebesar 4,48 persen dan inflasi inti pada Juli 1,01 persen.

Menurut Kepala BPS Suryamin, turunnya inflasi bulan lalu dipicu upaya pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah. Adapun, salah satu upaya itu adalah menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 poin menjadi 7 persen dibanding sebelumnya 6,5 persen.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) merevisi inflasi tahun ini menjadi 9,2-9,8 persen dari sebelumnya 8,6-9,2 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, revisi angka inflasi tersebut sudah memperhitungkan BI rate yang di level 7 persen, harga bahan bakar minyak (BBM) dan stimulus di Amerika Serikat.

Kementerian Keuangan sebelumnya juga memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini bisa melebihi asumsi inflasi sebesar 6-7,2 persen menjadi 8-8,9 persen. Dalam APBN-P 2013, angka inflasi tahunan dipatok sebesar 7,2 persen, namun akhirnya direvisi menjadi 9 persen.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9349 seconds (0.1#10.140)