Apdasi nilai swasembada sapi belum efektif
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi Indonesia (Apdasi) Jawa Barat (Jabar), Dadang Iskandar mengatakan, penurunan populasi sapi di Jabar membuktikan program swasembada sapi yang dicanangkan pemerintah belum memberikan hasil maksimal.
Populasi sapi di Jabar, justru turun dan menyebabkan gejolak harga di pasaran hingga saat ini. "Populasi sapi sangat terbatas. Sementara kebutuhan sapi di Jabar sangat tinggi. Ini yang menyebabkan harga sapi terus bergejolak," kata Dadang, Senin (2/9/2013).
Menurut dia, tingginya harga daging sapi yang saat ini masih bertahan di Rp100 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram (kg) disebabkan tingginya harga bobot sapi di RPH, yaitu sekitar Rp33 ribu per kg.
Dadang mengatakan, walaupun BPS belum menyebutkan secara rinci berapa jumlah sapi siap potong di Jabar, namun kebutuhan sapi di Jabar sangat tinggi yaitu antara 500 ribu sampai 600 ribu ekor per tahun. Jumlah tersebut belum termasuk untuk sapi Idul Adha sekitar 200 ribu ekor.
Dalam satu tahun, Jabar paling tidak membutuhkan sekitar 800 ribu ekor sapi. Melihat kondisi tersebut, pihaknya berharap bisa berlaku bijak. Kuota impor sapi, terutama untuk sapi trading mestinya di tingkatkan lagi.
Sehingga, lanjut dia, gejolak harga bisa ditekan. Rencana pemerintah menyuplai 25 ribu ekor sapi hingga Desember 2013 sangat kurang. Dalam satu hari, Jabar paling tidak membutuhkan 1.700 ekor sapi siap potong.
Populasi sapi di Jabar, justru turun dan menyebabkan gejolak harga di pasaran hingga saat ini. "Populasi sapi sangat terbatas. Sementara kebutuhan sapi di Jabar sangat tinggi. Ini yang menyebabkan harga sapi terus bergejolak," kata Dadang, Senin (2/9/2013).
Menurut dia, tingginya harga daging sapi yang saat ini masih bertahan di Rp100 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram (kg) disebabkan tingginya harga bobot sapi di RPH, yaitu sekitar Rp33 ribu per kg.
Dadang mengatakan, walaupun BPS belum menyebutkan secara rinci berapa jumlah sapi siap potong di Jabar, namun kebutuhan sapi di Jabar sangat tinggi yaitu antara 500 ribu sampai 600 ribu ekor per tahun. Jumlah tersebut belum termasuk untuk sapi Idul Adha sekitar 200 ribu ekor.
Dalam satu tahun, Jabar paling tidak membutuhkan sekitar 800 ribu ekor sapi. Melihat kondisi tersebut, pihaknya berharap bisa berlaku bijak. Kuota impor sapi, terutama untuk sapi trading mestinya di tingkatkan lagi.
Sehingga, lanjut dia, gejolak harga bisa ditekan. Rencana pemerintah menyuplai 25 ribu ekor sapi hingga Desember 2013 sangat kurang. Dalam satu hari, Jabar paling tidak membutuhkan 1.700 ekor sapi siap potong.
(izz)