Terungkap 5 Komoditas Penyumbang Terbesar Deflasi 0,12% di September 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,12%. Diterangkan secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam 5 tahun terakhir dengan tingkat deflasi sebesar 0,12%.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, dalam 5 bulan terakhir komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar komoditas utama yang menyumbang andil deflasi. Katanya, daging ayam ras memberikan andil deflasi sebesar 0,02 persen pada September 2024.
"Deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir terlihat secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas bergejolak dari perspektif kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok ini ternyata kembali menjadi penyumbang utama deflasi pada September 2024 dan deflasi pada kelompok ini terjadi berlangsung selama 6 bulan berturut-turut sejak april 2024," papar Amalia dalam konferensi pers hari ini, Selasa (1/10/2024).
Ia juga menyebutkan, bahwa tingkat deflasi September 2024 untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau ini merupakan deflasi september terdalam sepanjang 2020 hingga 2024 dengan tingkat deflasi sebesar 0,59 persen dan andil deflasi sebesar 0,17 persen.
Dalam kesempatan ini, BPS juga melaporkan bahwa secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara tahun kalender terjadi inflasi 0,74 persen. Dari 38 provinsi yang dipantau BPS, 24 provinsi Indonesia mengalami deflasi sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi.
"Deflasi terdalam sebesar 0,92 persen terjadi di Papua Barat, sementara inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,65 persen," pungkas Amalia.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan, dalam 5 bulan terakhir komoditas daging ayam ras masuk dalam 5 besar komoditas utama yang menyumbang andil deflasi. Katanya, daging ayam ras memberikan andil deflasi sebesar 0,02 persen pada September 2024.
"Deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir terlihat secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas bergejolak dari perspektif kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok ini ternyata kembali menjadi penyumbang utama deflasi pada September 2024 dan deflasi pada kelompok ini terjadi berlangsung selama 6 bulan berturut-turut sejak april 2024," papar Amalia dalam konferensi pers hari ini, Selasa (1/10/2024).
Ia juga menyebutkan, bahwa tingkat deflasi September 2024 untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau ini merupakan deflasi september terdalam sepanjang 2020 hingga 2024 dengan tingkat deflasi sebesar 0,59 persen dan andil deflasi sebesar 0,17 persen.
Dalam kesempatan ini, BPS juga melaporkan bahwa secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara tahun kalender terjadi inflasi 0,74 persen. Dari 38 provinsi yang dipantau BPS, 24 provinsi Indonesia mengalami deflasi sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi.
"Deflasi terdalam sebesar 0,92 persen terjadi di Papua Barat, sementara inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,65 persen," pungkas Amalia.
(akr)