Masa panen, harga komoditas lokal turun harga
A
A
A
Sindonews.com - Ditengah melonjaknya komoditi pangan impor seperti kedelai dan gandum akibat melemahnya rupiah, harga sejumlah komoditi lokal justru merosot hingga 50 persen.
Harga cabai misalnya, jika sebelumnya naik hingga Rp60-70 ribu per kilogram, kini turun ke angka Rp28-30 ribu per kilogram. Selain itu, harga bawang merah yang sempat meroket ke harga Rp80 ribu per kilogram, kini mulai dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram.
Harga telur yang dulu mencapai Rp35-40 ribu per rak, kini tinggal Rp30 ribu per raknya. Begitupula dengan harga beras jenis medium berada di kisaran Rp8.000 per liter.
"Kalau beras ada penyangga dari Bulog. Jadi, harga masih bisa ditahan. Kalau bawang merah, harganya turun karena ada panen raya di Brebes, Bima, dan Jeneponto," ungkap Rina, salah seorang penjulal di pasar Terong, Rabu (4/9/2013).
Kepala Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikultura Lutfi Halide mengungkapkan, jika mulai banyaknya stok bawang lokal Sulsel ditambah pasokan dari Bima, memang sangat mempengaruhi turunnya harga.
"Ini adalah mekanisme pasar. Harga kemungkinan masih akan turun. Saat ini bawang merah di Sulsel yang siap panen sekitar 200 hektare (ha) dan cabai ada 1.400 ha," ungkapnya.
Kedepan pihaknya kembali akan meledakkan pertanaman cabai dan bawang merah. Karena pengalaman selama pihaknya memfasilitasi petani, begitu harga bagus, maka ramai-ramai petani menanam. Untuk itu, dinas tanaman pangan akan mencari mitra agar petani tidak menjual basah, dan harga tidak turun yang merugikan petani.
Bahkan untuk menjamin produksi bawang merah dan cabai di Sulsel, Lutfi menambahkan, jika pihaknya telah menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk membuat sentra-sentra tanaman komoditi. Seperti sentra komoditi cabai yang dipusatkan di Kabupaten Maros dan Jeneponto.
"Untuk bawang merah dipusatkan di Bantaeng dan Enrekang. Sedangkan sentra komoditi kentang di Malino kabupaten Gowa dan Sinjai," tandasnya.
Harga cabai misalnya, jika sebelumnya naik hingga Rp60-70 ribu per kilogram, kini turun ke angka Rp28-30 ribu per kilogram. Selain itu, harga bawang merah yang sempat meroket ke harga Rp80 ribu per kilogram, kini mulai dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram.
Harga telur yang dulu mencapai Rp35-40 ribu per rak, kini tinggal Rp30 ribu per raknya. Begitupula dengan harga beras jenis medium berada di kisaran Rp8.000 per liter.
"Kalau beras ada penyangga dari Bulog. Jadi, harga masih bisa ditahan. Kalau bawang merah, harganya turun karena ada panen raya di Brebes, Bima, dan Jeneponto," ungkap Rina, salah seorang penjulal di pasar Terong, Rabu (4/9/2013).
Kepala Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikultura Lutfi Halide mengungkapkan, jika mulai banyaknya stok bawang lokal Sulsel ditambah pasokan dari Bima, memang sangat mempengaruhi turunnya harga.
"Ini adalah mekanisme pasar. Harga kemungkinan masih akan turun. Saat ini bawang merah di Sulsel yang siap panen sekitar 200 hektare (ha) dan cabai ada 1.400 ha," ungkapnya.
Kedepan pihaknya kembali akan meledakkan pertanaman cabai dan bawang merah. Karena pengalaman selama pihaknya memfasilitasi petani, begitu harga bagus, maka ramai-ramai petani menanam. Untuk itu, dinas tanaman pangan akan mencari mitra agar petani tidak menjual basah, dan harga tidak turun yang merugikan petani.
Bahkan untuk menjamin produksi bawang merah dan cabai di Sulsel, Lutfi menambahkan, jika pihaknya telah menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk membuat sentra-sentra tanaman komoditi. Seperti sentra komoditi cabai yang dipusatkan di Kabupaten Maros dan Jeneponto.
"Untuk bawang merah dipusatkan di Bantaeng dan Enrekang. Sedangkan sentra komoditi kentang di Malino kabupaten Gowa dan Sinjai," tandasnya.
(gpr)