Jasa Marga tanam ribuan mangrove di jembatan tol Bali
A
A
A
Sindonews.com - PT Jasa Marga Tbk melakukan kegiatan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan melalui penanaman kembali ribuan mangrove (hutan bakau) di sekitar proyek jembatan tol Bali yang mengubungkan Ngurah Rai-Tanjung Benoa-Nusa Dua.
Direktur Keuangan Jasa Marga, Reynaldi Hermansyah mengatakan, kegiatan pelestarian dan penanaman kembali mangrove di sepanjang jembatan tol Bali tersebut sudah mencapai 10 ribu batang mangrove. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen perseroan dalam menjaga keberlangsungan ekosistem di Pulau Bali.
"Kami menyadari bahwa setiap pembangunan infrastruktur, selalu ada dampak, termasuk kepada lingkungan. Namun, kami tetap berusaha meminimalkan dampaknya," kata Reynaldi usai menghadiri kegiatan CSR perseroan di Denpasar, Bali (6/9/2013).
Oleh karena itu, dia melanjutkan, sejak proyek senilai Rp2,4 triliun tersebut dimulai dan kemudian selesai dalam waktu 12 bulan, aspek ramah lingkungan sudah diperhatikan dalam pembangunannya. Reynaldi juga memberikan contoh, sejak konstruksi dimulai, menggunakan material tiang pancang pracetak dan ketika menguruk lahan di pantai, memakai jembatan kerja.
"Jembatan kerja ini menggunakan timbunan kapur (lime stone) sehingga tidak menganggu biota laut. Tidak hanya itu, kami juga menggunakan lampu LED untuk penerangan pinggi jalan tol yang 60 persen lebih hemat," jelasnya.
Dia menjelaskan, dalam rangka penghutanan kembali itu, pihaknya menggandeng LPPM Universitas Udayana membangun nursery untuk program penelitian, pembibitan, penanaman dan perawatan hutan mangrove itu.
Data Jasa Marga menyebutkan, program penghutanan kembali di area sekitar tol sudah dilakukan perseroan. Pada 2012, sekitar 161 ribu pohon sudah ditanam di sekitar area tol dengan anggaran mencapai Rp9,28 miliar atau meningkat 15,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan Jasa Marga, Reynaldi Hermansyah mengatakan, kegiatan pelestarian dan penanaman kembali mangrove di sepanjang jembatan tol Bali tersebut sudah mencapai 10 ribu batang mangrove. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen perseroan dalam menjaga keberlangsungan ekosistem di Pulau Bali.
"Kami menyadari bahwa setiap pembangunan infrastruktur, selalu ada dampak, termasuk kepada lingkungan. Namun, kami tetap berusaha meminimalkan dampaknya," kata Reynaldi usai menghadiri kegiatan CSR perseroan di Denpasar, Bali (6/9/2013).
Oleh karena itu, dia melanjutkan, sejak proyek senilai Rp2,4 triliun tersebut dimulai dan kemudian selesai dalam waktu 12 bulan, aspek ramah lingkungan sudah diperhatikan dalam pembangunannya. Reynaldi juga memberikan contoh, sejak konstruksi dimulai, menggunakan material tiang pancang pracetak dan ketika menguruk lahan di pantai, memakai jembatan kerja.
"Jembatan kerja ini menggunakan timbunan kapur (lime stone) sehingga tidak menganggu biota laut. Tidak hanya itu, kami juga menggunakan lampu LED untuk penerangan pinggi jalan tol yang 60 persen lebih hemat," jelasnya.
Dia menjelaskan, dalam rangka penghutanan kembali itu, pihaknya menggandeng LPPM Universitas Udayana membangun nursery untuk program penelitian, pembibitan, penanaman dan perawatan hutan mangrove itu.
Data Jasa Marga menyebutkan, program penghutanan kembali di area sekitar tol sudah dilakukan perseroan. Pada 2012, sekitar 161 ribu pohon sudah ditanam di sekitar area tol dengan anggaran mencapai Rp9,28 miliar atau meningkat 15,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
(gpr)